BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Pemerintah Kota Banda Aceh bertekad mewujudkan kota ramah gender. Illiza Sa’aduddin Jamal, Wakil Walikota Banda Aceh, menyatakan saat ini pemerintah sedang menyiapkan qanun.
“Sering sekali kita mendengar keluhan dari kaum perempuan terhadap proses pembangunan, sehingga kami memutuskan bahwa perempuan memang harus dilibatkan dalam setiap kebijakan pembangunan,” jelas Illiza dalam seminar membangun dan mengembangkan konsep kota ramah gender, Selasa (28/7).
Menurut Illiza, pihaknya saat ini memberian pemeriksaan pap smear gratis bagi perempuan di desa, pemberian pendidikan komputer gratis bagi ibu rumah tangga. Selain itu, menaikkan anggaran pemberdayaan perempuan.
“Anggaran untuk biaya publik khususnya perempuan di Kota Banda Aceh untuk tahun ini meningkat menjadi 5 % dari sebelumnya hanya 0,11%,” terang Illiza.
Meutia Hatta, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, memuji pemerintah Kota Banda Aceh atas inisatif mengembangkan kota ramah gender.
“Ini adalah sebuah inovasi yang cerdas, karena kota dan berbagai fasilitasnya milik semua, perempuan maupun laki-laki, anak-anak dan kaum dewasa,” kata Meutia Hatta.
Menurut Meutia, mewujudkan kota ramah gender memiliki sejumlah tantangan, diantaranya kurang optimalnya komitmen para pengambil keputusan. Selain itu, sumber daya manusia yang belum sensitif gender, serta rendahnya partisipasi masyarakat.
Seminar dilangsungkan di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh. Pesertanya unsur pemerintahan dari beberapa kota di Indonesia termasuk Kota Semarang, Tomohon, Balikpapan, Banjar dan Sukabumi.[]