Friday, April 26, 2024
spot_img

AJI: Kita Mengalami Tsunami Informasi

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Suwarjono menyebutkan, dalam tiga tahun terakhir ini pertumbuhan social media di Indonesia semakin pesat. Akibatnya, masyarakat Indonesia disuguhi beragam informasi yang tidak terverifikasi yang berpotensi menimbulkan kekacauan di tengah-tengah masyarakat.

“Saat ini, kita mendapatkan informasi setiap saat. Begitu bagun tidur kita buka handphone, baca SMS, baca BBM, Twitter, Facebook. Banyak informasi yang masuk, membanjiri kita,” kata Suwarjono pada Seminar Nasional Etika Pemberitaan Syariat Islam yang digelar AJI Banda Aceh, Kamis (11/4/2013).

Akibat beragam informasi itu, kata Suwarjono, masyarakat bingung untuk memilih mana informasi yang benar dan tidak. Ia menyebutkan contoh tsunami informasi yang berujung pada malapetaka.

Menurutnya, di Lombok, sebuah pesan pendek berantai menyebabkan lima orang tewas diamuk massa. Informasi itu berupa kabar yang menyebutkan ada orang yang mengendarai mobil Toyota Avaza, sepeda motor jenis Mio, Satria, yang berupaya menculik anak-anak untuk dijual organ tubuhnya.

Informasi yang tidak terverifikasi itu, kata Suwarjono, beredar secara luas melalui SMS, broadcast message, dan media sosial. “Lalu, dalam dua hari, lima orang tidak berdosa meninggal pada Oktober 2012 lalu di Lombok,” ujar Pemimpin Redaksi Vivanews.com itu. “Inilah efek dari kita mengalami tsunami informasi.”

Kasus lain adalah kabar meninggalnya Amanda Amalia, seorang warga negara Indonesia, dalam pergolakan Mesir pada 2011 lalu. Informasi yang awalnya bersumber dari status Facebook diblow-up oleh media mainstream. Kabar ini membuat Departemen Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir, Istana Kepresidenan kalang kabut.

“Ternyata, Amanda Amelia adalah mahasiswa UGM dan masih sehat wal afiat di Yogyakarta,” sebut Suwarjono. “Anehnya lagi, ternyata foto yang dipasang di Facebook itu bukan fotonya Amanda, tapi Farina.”

Di tengah air bah informasi ini, kata Suwarjono, media arus utama mempunyai andil besar untuk mengklarifikasi informasi yang berseliweran di media sosial, SMS, BBM.

“Orang melihat isu, gosip dari media sosial. Namun untuk mengecek benar gak informasi ini, larinya ke media mainstream. Hanya media yang menyajikan informasi akurat dan terverifikasi. Paling tidak lebih bertanggungjawab,” tandasnya. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU