BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Delapan guru asal Jepang berkunjung ke Aceh untuk memperingati tsunami yang terjadi delapan tahun lalu di provinsi ini. Mereka ingin membawa semangat Aceh yang bangkit dari keterpurukan tsunami kepada anak-anak Jepang yang menjadi korban tsunami usai gempa 11 Maret 2011 lalu.
Jun Ogasawara, guru sebuah sekolah menengah atas di Kota Miyako, Prefektur Iwate, Jepang, menyampaikan pidato singkat pada peringatan tsunami Aceh di Kompleks Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar. “Bagilah senyuman Anda kepada anak-anak kami,” kata Ogaswara.
Berikut pidato Ogasawara yang disampaikan dalam bahasa Jepang dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia di hadapan ribuan warga Aceh yang larut dalam peringatan tsunami:
Kami datang dari Jepang. Saya juga mengalami gempa besar dan tsunami besar pada 11 Maret tahun lalu (2011). Dari lantai dua sekolah saya melihat datangnya air warna hitam yang menerjang. Banyak orang yang meninggal. Dan banyak juga orang yang tetap hilang.
Banyak sekali rumah, toko, pabrik, kuil, jembatan, jalan, dan lain-lain yang semaunya dibawa hanyut. Di bekas tempat rumah yang hanyut, banyak tersisa dinding beton, sehingga bila dilihat oleh orang yang datang dari luar, mungkin disangka tempat yang gersang tidak ada apa-apa dari awal. Namun, di situlah tempat kehidupan kami.
Hingga saat ini, kami berada dalam proses rekonstruksi. Indonesia dan Jepang sama-sama kehilangan banyak hal yang tak ternilai harganya akibat gempa besar dan tsunami besar. Kesedihan dan kepedihan tersebut mungkin tidak akan pernah terobati walaupun dengan berjalannya waktu.
Namun, saya percaya dan yakin, apabila Indonesia dan Jepang saling membantu dengan bergandengan tangan, bisa membangun masa depan yang cerah.
Saya rasa, di antara hadirin juga banyak yang mengalami peristiwa tsunami besar tahun 2004. Kami datang kemari, dengan tujuan membawa semangat yang dimiliki Anda semua, untuk disampaikan kepada anak-anak Jepang.
Oleh karena itu, bagilah senyuman Anda kepada kami. Marilah kita sama-sama berjuang menghadapi masa depan.
Akhir kata, saya berdoa agar semua yang hadir di sini mendapat perlindungan dari Tuhan. Demikian sambutan saya. []