Thursday, May 2, 2024
spot_img

Aceh Ditargetkan Bebas Malaria pada 2015

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Provinsi Aceh menargetkan akan bebas dari malaria pada 2015 mendatang. Kerja untuk mengeliminasi malaria terus dilakukan di berbagai kabupaten.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr Abdul Fatah MPPM mengatakan target Aceh tersebut ini telah dicantumkan dalam Peraturan Gubernur Aceh nomor 40 tahun 2010. “Aceh satu-satunya provinsi yang targetkan berhasil eliminasi malaria pada 2015 di seluruh kabupaten/kota,” ujarnya Rabu 15 Februari 2012.

Di Aceh, ada 23 kabupaten/kota di Aceh yang umumnya daerah endemik. Data provinsi 2011 menunjukkan, wilayah Aceh Jaya merupakan endemik tertinggi dengan nilai API mencapai 12,9 kasus per seribu penduduk pertahun, disusul Aceh Barat 1,05 kasus, Aceh Besar 1 kasus, Aceh Singkil dan kemudian Sabang serta wilayah lainnya.

Menurut dr Fatah, target tersebut bukanlah hal yang mustahil. Beberapa lembaga telah melakukan pilot project sebelumnya di Desa Lamteuba dan Maheng, yang kemudian berhasil mengeliminasi malaria.

Selanjutnya juga belajar dari pengalaman Kota Sabang yang sudah bebas malaria. Diceritakan dr Fatah, Sabang awalnya sangat tinggi angka penyebaran malaria. Sehingga dikembangkan sebuah program sebagai bagian menarik wisatawan, mengingat malaria selalu menjadi momok bagi pelancong.

Di Sabang pada tahun 2001, nilai API mencapai 100,9 kasus perseribu penduduk. Pemerintah kemudian bahu-membahu mengeliminasi malaria dan menurunkan angka itu. Tahun 2008 berhasil diturunkan menjadi 3,03 kasus perseribu penduduk dan akhir tahun lalu hanya tercatat 0,1 kasus. “Sabang paling komitmen memberantas malaria,” ujar Fatah.

Tahun 2012 ini, pihak Dinas Kesehatan Aceh fokus pada beberapa kabupaten yang tertinggi penyebaran malaria, seperti Aceh Jaya. Untuk eliminasi malaria di Aceh Jaya, sebuah lembaga Internasiona, Mae Fahluang Foundation telah sepakat membantu.

“Kami akan membantu di sana,” kata dr Natalina C dari Mae Fahluang Foundation. Menurutnya, pola eliminasi yang dilakukan sama dengan yang pernah diterapkan di Lamteuba dan Maheng, tapi minus pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pola eliminasi malaria umumnya dilakukan dengan pemeriksaan sampel darah penduduk. Yang terjangkit akan diobati agar parasit tak menyebar jika nyamuk yang menggigit penderita menggigit orang lain. Pengobatan berbarengan dengan pencegahan melalui kebersihan lingkungan, memasang kelambu saat tidur, penyemprotan. Sosialisasi penyadaran masyarakat akan kebersihan lingkungannya adalah bagian terpenting.

Menurut dr Natalina, di Kemukiman Lamteuba pada tahun 2006 ditemukan nilai Annual Parasite Index (API) untuk kasus malaria sangat tinggi, 180 kasus per seribu penduduk. Setelah dilakukan program eliminasi malaria, pada tahun 2010 kasus malaria hanya ditemukan 2,04 kasus perseribu penduduk. Pada tahun 2011, tak ada lagi kasus malaria di sana. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU