BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Naiknya harga berbagai jenis barang dan jasa selama Januari 2010, menyebabkan Aceh mengalami inflasi sebesar 0,38 persen, lapor Badan Pusat Statistik (BPS Aceh), Senin (1/2).
Kepala BPS Aceh, Syech Suhaimi mengatakan, dua kota besar di Aceh yang dipantau Indek Harga Konsumen (IHK ) bulan lalu, yakni Banda Aceh dan Lhokseumawe mengalami inflasi masing-masing 0,54 persen dan 0,22 persen.
“Secara umum Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 0,38 persen,” kata Suhaimi.
Inflasi Aceh bulan lalu berada di bawah angka inflasi nasional yang mencapai 0,84 persen. Namun, agregat inflasi Aceh mencapai 4,75 persen, lebih tinggi dibanding agregat nasional yang hanya 3,72 persen.
Sedang inflasi setahun (Januari 2009-Januari 2010) untuk Banda Aceh sebesar 4,37 persen dan Lhokseumawe mencapai 5,16 persen.
Menurut Suhaimi, inflasi di Banda Aceh dipicu oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok hingga jasa transportasi, komunikasi keuangan, masing-masing berkisar dari 1,57 persen hingga 0,03 persen.
Deflasi pada bulan lalu terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar dan sandang hingga 0,38 persen. “Kelompok pendidikan, olahraga dan rekreasi relatif stabil,” ujar Suhaimi.
Sementara komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Aceh Januari lalu adalah beras, disusul ikan rambeue, bayam, rokok dan lainnya. Komoditas yang turun harganya adalah tongkol, cabe merah, emas perhiasan dan bahan bakar rumah tangga.
Dari 66 kota di Indonesia dipantau IHK Januari lalu, semua mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Maumere, Nusa Tenggara, sebesar 3,56 persen. Terendah terjadi di Sorong, Papua sebesar 0,12 persen. Di Sumatera, inflasi tertinggi dialami Jambi, 1,95 persen.[]