BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh menentang rencana Yayasan Lauser Internasional (YLI) mengajak anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, berkunjung ke Kamboja. Kegiatan melalui proyek Aceh Forest and Environment Project (AFEP) itu, dinilai mengabaikan rasa keadilan masyarakat hutan di sekitar Leuser.
“Kami sangat prihatin pada kegiatan yang direncanakan pada 6-13 Desember ini,” kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh, Bambang Antariksa, melalui siaran pers yang diterima acehkita.com, Senin (23/11).
Bambang menilai kegiatan yang didanai proyek AFEP tahun 2009 itu, hanya menghamburkan uang. Mestinya sebut, Bambang, dana untuk penyelamatan dua kawasan hutan yakni, Ekosistem Leuser dan Ulu Masen itu, lebih memperhatikan kondisi masyarakat.
“Program itu telah dimulai sejak tahun 2006 hingga 2010 dengan dananya Rp 175 milyar. Mestinya DPRA tidak mendukung kegiatan itu, karena kondisi masyarakat di sekitar Leuser baru ditimpa musibah banjir dan longsor,” katanya.
Kedua daerah itu, kata Bambang, yakni Panton Luas, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan dan masyarakat Aceh Barat Daya hingga Bakongan serta Trumon, yang baru ditimpa musibah yang menyebabkan tertimbunnya sawah milik warga.
Ia meminta, ketua DPRA tidak mengizinkan anggota komisi B ke Kamboja yang didanai YLI. Menurutnya akan lebih baik dana itu digunakan untuk korban bencana ekologis di Leuser, karena dana tersebut memang ditujukan untuk penyelamatan hutan Leuser. []