JAKARTA | ACEHKITA.COM – Sekolah HAM untuk Mahasiswa (SeHAMA) Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Jakarta, meluluskan 28 mahasiswa angkatan IV, Jumat (13/8) sore. Mereka merupakan mahasiswa dari seluruh Indonesia, yang dua di antaranya berasal dari negara tetangga, Timur Leste.
Kegiatan dengan tema HAM, anak muda, dan sosial media, yang dilangsungkan selama tiga pekan tersebut, diisi dengan materi ruangan dan kunjungan.
“Semua dalam rangka membangun solidaritas. Bahkan mereka sampai ada yang tidur di bawah jembatan, tinggal dengan komunitas nelayan, dan ada juga yang tinggal bersama komunitas anak punk,” kata Papang Hidayat, Kepala Bagian Riset KontraS, Jumat sore.
Melalui sekolah HAM ini, pihak KontraS mengharapkan terbentuknya kultur pembela HAM dari jiwa generasi muda. “Karena pembela HAM sebenarnya bukan hanya semata para aktivis, tapi bisa dari siapa saja, termasuk jurnalis,” ujarnya.
Selain itu, KontraS berharap, para peserta bisa mendapatkan tiga hal selama mereka mendapatkan pendidikan di Jakarta.
Tentunya, yang utama adalah mengenai pemahaman HAM. Setelah para mahasiswa tersebut paham, mereka diharapkan mempunyai keterampilan, layaknya kebiasaan anak-anak muda praktikkan sehari-hari.
“Ketiga adalah keberpihakan mereka. Kita membangun semacam rasa empati dan solidaritas buat mereka yang paling membutuhkan HAM, yaitu mereka para korban,” kata Papang. []