BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sebanyak 65 punkers yang telah dibina selama 10 hari di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, telah dikembalikan ke keluarganya masing-masing. Sebelumnya anak-anak punk itu dibawa ke SPN usai ditangkap pada Sabtu (10/12) malam di Taman Budaya Banda Aceh dalam sebuah perhelatan musik.
Begitu tiba di Kantor Walikota Banda Aceh dengan menggunakan bus pada pukul 15.00 WIB, mereka dikumpulkan di Aula Balai Kota.
Dalam prosesi serah terima di Balai Kota yang dihadiri orang tua dari punkers itu ikut dihadiri Muspika Kota Banda Aceh dan unsur ulama. Dan sebelum diserahkan untuk keluarga, punkers diberikan kesempatan untuk berdialog dan menyanyikan sejumlah lagu.
Walikota Mawardy Nurdin berharap agar punkers itu kembali ke keluarga dan orang tuanya. “Kembalilah ke orang tua dan meminta maaf apalagi di momentum hari ibu,” ujar dia.
Namun Mawardi juga menyatakan permohonan maafnya kepada punkers itu. “Mohon maaf karena selama pembinaan di SPN kalian tidak bisa melihat ibu.”
Sementara Wakil Walikota Illiza Sa’aduddin Djamal menyatakan, pihaknya akan membuat bimbingan lanjutan terhadap punkers tersebut. “Kita akan bentuk tim dan mengadakan pertemuan secara regular dengan anak punk ini dibalai kota, bukan diasramakan lagi,” sebut dia.
Muhammad Syukri, punker asal Sumatera Utara dalam sesi dialog menyatakan rasa terima kasihnya atas pembinaan tersebut. “Saya berterima kasih atas pendidikan kami selama di SPN,” kata dia.
Soraya, ibu dari salah seorang punker mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah kota yang telah membina anaknya Riyan Rizki Ramadhan.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih melihat anak saya sekarang,” ungkap Soraya seraya menangis.
Setelah prosesi serah terima itu, punkers asal Aceh keluar dan pulang ke rumahnya masing-masing bersama orang tua dan sanak familinya. Sedangkan punkers luar Aceh dipulangkan dengan menggunakan bus. []