Friday, April 26, 2024
spot_img

100 Hari Gagal, SBY Harusnya Mundur: Mahasiswa

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Seratusan mahasiswa di Banda Aceh yang turun ke jalan, dalam waktu bersamaan, Rabu (28/1), menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menipu rakyat Indonesia, dengan program 100 hari kerja perdana Pemerintahannya.

Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Massa terbagi dua kelompok, yakni, Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menilai Pemerintahan SBY-Boediono gagal, khususnya dalam memberantas korupsi dan mafia peradilan.

“Keberhasilan 100 hari SBY bohong. Jika tidak mampu kami meminta SBY harus mundur,” kata Mujiburrahman, seorang orator massa KAMMI dalam aksinya di Simpang Lima, Banda Aceh.
Sewaktu menuju ke Simpang Lima, massa KAMMI berjalan mundur. Hal ini disimbolkan kemunduran Pemerintahan SBY-Boediono dalam memimpin Indonesia.

SBY dinilai tak menunjukkan komitmennya memberantas korupsi, menegakkan supremasi hukum, sebagaimana janjinya dulu. “Program 100 hari semestinya menjadi pijakan dan berdampak kepada good government,” ujar Mujiburrahman.

Mereka mencontohkan berlarut-larutnya kasus skandal dana talangan Bank Century senilai Rp6,7 triliun yang diduga merugikan negara. Juga kasus kriminalisasi KPK oleh penegak hukum (Cicak Vs Buaya) yang diduga melibatkan Anggodo, Ari Muladi, dan beberapa tokoh lainnya.

Terkait kasus Century, mereka mendesak Pansus Angket memanggil Presiden SBY, karena ia dinilai sebagai saksi kunci.

Massa SMUR yang beraksi di luar pagar Gedung DPR Aceh juga menyuarakan hal sama. Mereka juga mendesak SBY mencopot Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, karena diduga keduanya sebagai otak kasus Century.

Heri Mulyadi, penanggung jawab aksi SMUR menilai, SBY telah mengecewakan rakyat Aceh, karena tak mampu membawa perubahan, khususnya dalam memberantas korupsi dan mafia peradilan di masa kerja 100 hari. Saat Pemilu lalu, lebih 90 persen rakyat Aceh memilih SBY-Boediono.

Mereka juga mengritik buruknya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di Indonesia, karena masih banyak kasus korupsi yang tak jelas penindakannya.

Seperti kasus BLBI, ‘pembobolan’ Bank Bapindo diduga melibatkan Edi Tamsil, Pihak Pertamina dan PT Ustainco Petro Gas (UPG), dan kasus korupsi di masa Orde Baru yang diduga melibatkan antek-antek Soeharto dan negara rugi hingga ratusan triliyunan rupiah.

“Semua ini adalah tanggungjawab Pemerintah dalam hal ini Presiden SBY,” ujar Heri.
Aksi kedua kelompok massa berlangsung damai, dikawal puluhan aparat kepolisian. Dalam aksi, selain berorasi sambil mengusung spanduk, mereka terus meneriakan yel-yel SBY gagal, Boediono dan Sri Mulyani maling dan mundur SBY.

Sepanjang aksi, arus lalulintas di pusat konsentrasi massa sempat macet. Mereka bubar sekitar pukul 12.30 WIB.[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU