BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Hasbi Abdullah mengatakan gubernur Aceh terpilih dalam pemilihan 9 April lalu merupakan dua sosok yang tak terpisahkan. Zaini merupakan tokoh tua yang berjuang dengan diplomasi. Sedangkan Muzakkir berjuang secara militer di masa konflik.
Zaini, sebut Hasbi, adalah sosok pejuang untuk menegakkan masyarakat Aceh yang telah terobok-obok selama bertahun-tahun oleh rezim yang tidak mengerti makna Aceh. Sedangkan Muzakkir Manaf, lanjutnya, merupakan generasi muda yang berjuang secara fisik selama bertahun-tahun dengan bergerilya.
“Muzakir bergerilya dari hutan ke hutan dan dari lembah ke lembah,” kata Hasbi disambut tepuk tangan para tamu saat membuka sidang istimewa pelantikan gubernur, Senin (25/6).
Hasbi menambahkan kedua sosok tersebut seperti mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Satu sisi melakukan perdamaian dengan cara diplomasi dan di satu sisi dengan cara bergerilya. “Semboyan pasangan ini perdamaian dan perjuangan,” sebut Hasbi. Ia terlihat menitikkan air mata. Nada bicaranya terisak.
Menurut Hasbi, gubernur Aceh terpilih bukan milik sekolompok orang atau partai tetapi milik rakyat Aceh. “Sekarang tidak ada gubernur ini atau gubernur itu, yang ada hanya Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf,” tambahnya.
Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf berlangsung khidmat di Gedung DPRA. Sejumlah duta besar dan diplomat negara sahabat hadir pada pelantikan.
Bekas Komandan Jenderal Kopassus TNI AD Letnan Jenderal Prabowo Subianto, bekas Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Soenarko, bekas Gubernur Aceh Abdullah Puteh, Syamsuddin Mahmud, Irwandi Yusuf, Mustafa Abubakar, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Azwar Abubakar, Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid bersama sejumlah anggota DPR asal Aceh, juga terlihat di sana. []