Thursday, May 2, 2024
spot_img

“Zahara, Pulanglah Nak”

ACEH BESAR | ACEHKITA.COM — Nurjannah hanya bisa terduduk lesu di rumahnya siang itu. Dia terus menggenggam Yasin di tangannya. Doa-doa terus dilafalkan demi keselamatan buah hatinya, Siti Zahara, yang meninggalkan rumah sejak tiga hari lalu.

Bersama keluarganya, Nurjannah saban hari membacakan Yasin, memanjatkan doa. Anak lelakinya, saban hari mencari keberadaan Zahara di kawasan Ulee Lheue hingga Kajhu (Aceh Besar) tempat yang dicurigai sebagai lokasi Zahara berada.

“Zahara pulanglah, kami menunggumu nak,” kata Muhammad Nasir, ayah siti Zahara, kepada acehkita.com yang mengunjungi kediamanannya di Desa Lam Alue Raya, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Ahad (5/2).

Siti Zahara merupakan gadis berusia 21 tahun. Ia meninggalkan rumah setelah menerima telepon dari seorang wanita, yang menurut pengakuan Zahara kepada ibunya, bernama Yanti. Kepada keluarga, Zahara pamit ingin mencari pekerjaan. Dan, Yanti itulah yang menjanjikan pekerjaan kepada Zahara.

Pihak keluarga sudah mencari Zahara ke sejumlah tempat, seperti Ulee Lheue dan Kajhu, tapi hingga hari ini (Senin/6/2), masih nihil. Zahara tak kunjung kembali ke tengah-tengah keluarga.

“Kami sempat mencarinya ke Ulee Lheue dan Kajhu. Firasat kami, Zahara ada di Ulee Lheue, tapi setelah kami mencarinya tidak ada hasil,” kata Nasir sambil mengusap air matanya.

Nasir mengaku sudah melaporkan kehilangan Zahara kepada pihak kepolisian.

Pihak keluarga bersedia menjemput Zahara di mana pun ia berada, asalkan ia bisa kembali lagi berkumpul bersama keluarga.

Siti Zahara merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Menurut cerita ayahnya, sejak menamatkan pendidikan di bangku sekolah Madrasah Aliyah Negeri Tungkop, Zahara tak pernah pergi ke mana-mana tanpa ditemani abangnya.

Pihak keluarga khawatir jika Zahara menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking) seperti marak diberitakan media sekarang ini.

Telepon selular Zahara masih bisa dihubungi ketika awal-awal Zahara meninggalkan rumah. Kepada abangnya, Amir, Zahara menyebutkan bahwa ia berada di Aceh Jaya.

“Saya dikurung di sebuah tempat yang terkunci. Orang-orang bilang ini di Aceh Jaya. Di belakang rumah ada laut dan gunung,” kata Nurjannah mengutip pembicaraan Amir dengan Zahara. Ia tak kuasa menahan tangis.

Namun, sejak Jumat sore, handphone milik Zahara sama sekali tidak bisa dihubungi lagi.

“Kamoe ye, HP jih hana udep le. Kamoe han jeut le meuhubungi jih (Kami takut, HP-nya sudah tidak aktif lagi. Kami tidak bisa lagi menghubunginya),” kata Nurjannah.

Menurut Nurjannah, sebelum meninggalkan rumah, Zahara bertanya perihal daerah Aceh Selatan. “Sebelumnya ia pernah mendapat telepond ari seorang perempuan yang tidak dikenal. kami mengira perempuan itu dari Aceh Selatan,” ujar Nurjannah.

Nurjannah hanya bisa berharap Zahara, si buah hatinya, kembali dengan selamat. Meski, seandainya nanti Zahara pulang dengan seorang pria yang ingin dinikahinya.

“Pulanglah, nak. Walaupun Zahara pulang ingin menikah, kami izinkan yang penting kamu pulang ke rumah,” sebut Nurjannah. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU