SIGLI | ACEHKITA.COM — Yayasan Jabal Ghafur diminta bertanggung jawab atas kemelut yang terjadi di Universitas Jabal Ghafur yang berujung pada penyegelan kampus dan penggantian rektor.
Wakil Bupati Pidie Nazir Adam meminta Yayasan untuk segera mengurus status sejumlah program studi yang belum terakreditasi, sehingga tidak merugikan mahasiswa.
“Ini harus kita selamatkan bersama sehingga Unigha tetap jaya seperti dulu,” katanya di Sigli, kemarin.
Universitas Jabal Ghafur pernah meraih masa keemasan pada masa dipimpin Nurdin AR, yang juga Bupati Pidie, pada tahun 1980-an. Kualitas pendidikan Unigha mulai merosot saat tak lagi dipimpin Nurdin AR.
Kampus yang semula berpusat di Glee Gapui, Kecamatan Mila, perlahan-lahan dipindahkan ke Sigli, dengan menempati beberapa pintu toko. Universitas ini pun sering dilakab universitas ruko (rumah toko).
Awal bulan ini, mahasiswa memprotes rektorat. Mereka menuntut sejumlah hal, termasuk akreditasi program studi dan pemindahan kampus kembali ke Glee Gapui. Protes ini membuat mahasiswa menyegel kampus dan pergsntiaan rektor.
Wakil Bupati Nazir berharap Hasballah Saad, rektor sementara, mampu mengembalikan kejayaan Unigha dan meningkatkan kualitas pendidikan di Pidie.
“Ini yang perlu kita benah sejak dini, sebab jika kualitas pendidikan bobrok, maka semua bobrok,” tegasnya. []