BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menolak rencana perubahan status IAIN Ar-Raniry Banda Aceh menjadi Universitas Islam Negeri. Mereka menilai, perubahan status itu justru akan melunturkan semangat kajian keislaman di Aceh.
“Menyikapi masalah ini, kami dari YARA telah mengirim surat protes dan menolak upaya peng-UIN-an IAIN Ar-Raniry ke Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama RI. Surat penolakan itu juga kami tembusi ke Presiden dan Ketua DPR-RI,” ujar Direktur YARA, Safaruddin dalam siaran pers yang dikirim ke acehkita.com, Kamis (15/11).
Penolakan itu juga disampaikan YARA pada pertemuan petinggi Pemuda Partai Islam se-Malaysia di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, hari ini.
Safar menambahkan, semangat generasi muda Aceh dalam mengkaji Islam akan memudar dalam 10 hingga 20 tahun ke depan. Sebab, kata Safar, ketika IAIN berubah menjadi UIN, maka fakultas dan jurusan keislaman, terutama Fakultas Ushuluddin, akan menjadi pilihan nomor dua di mata calon mahasiswa.
“Ini karena tatkala IAIN diubah menjadi UIN, maka akan dibuka fakultas-fakultas umum. Dampaknya dapat dipastikan, kecenderungan minat mahasiswa ke depan lebih tertarik memilih fakultas dan jurusan umum karena alas an lebih mudah mencari pekerjaan. Saat itulah fakultas dan jurusan keislaman seperti Ushuluddin dan Adab akan meredup bahkan minder di bekas kandangnya sendiri,” Safaruddin berargumentasi.
Safaruddin mengingatkan, Aceh punya kekhususan sesuai dengan pasal 125-127 Undang-Undang Pemerintahan Aceh, Aceh diberi kekhususan dalam menjalankan Syariat Islam. “Dalam ini IAIN adalah bagian dari pemeliharaan Syariat Islam di Aceh. Jangan sampai skenario pihak luar yang hendak memarginalkan Islam masuk ke IAIN,” sambung dia. []