BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Hari ini, Kamis 26 Juli 2018, kita mendapat kabar gembira tentang Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang telah bisa dijelajah lewat program globe virtual milik Google yaitu Google Earth.
Kabar gembira tersebut didapatkan oleh wartawan Acehkita.com dari Manager Geographic Information System (GIS) Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Agung Dwinurcahya.
“Teman-teman kami sangat gembira untuk berbagi cara baru menjelajahi Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) bersama Anda. Hari ini Google Earth meluncurkan kisah Voyager tentang keindahan dan keadaan buruk Kawasan Ekosistem Leuser dan beberapa upaya pemberani dari penduduk setempat untuk melindunginya,” sebutnya.
Agung menjelaskan, untuk berbagi keajaiban ekosistem yang rapuh tersebut dan untuk menarik perhatian pada kebutuhan untuk melestarikannya, HAkA telah mengumpulkan video yang menakjubkan dan foto-foto Kawasan Ekosistem Leuser dan bisa diakses oleh semua orang di Google Earth di https://g.co/earth/leuser.
Begitu Anda mengakses link tersebut di atas, tulisan “The Leuser Ecosystem. Explore the Leuser Ecosystem, the last place on Earth where orangutans, rhinos, elephants and tigers still co-exist in the wild” akan muncul di layar Anda.
Untuk itu, hari ini dia mengajak kita untuk meluangkan waktu untuk menjelajahi cerita tentang Ekosistem Leuser. “Saat ini adalah salah satu “Editor’s Picks” Google Voyagee. Setelah itu juga akan muncul di bagian “Nature”. Gunakan browser Chrome atau unduh aplikasi Google Earth di Play Store/Apple Store,” ujar Agung.
Voyager adalah kumpulan panduan tur interaktif di Google Earth oleh mitra-mitra Google. Cerita interaktif tentang Leuser tersebut merupakan hasil kerjasama Yayasan HAkA dengan Google Earth.
Kawasan Ekosistem Leuser merupakan paru-paru dunia dengan luas mencapai 2,6 juta hektare. Namun nasibnya kini terus-menerus mengalami kerusakan. (Baca: 3.290 Ha Hutan KEL Rusak Sepanjang Januari-Juni 2018)
Untuk Anda, kami mengucapkan selamat menjelajahi Leuser di Google Earth dan tetap terus menjaga keselamatan Ekosistem Leuser.
“Terima kasih atas cinta dan dukungan Anda untuk Kawasan Ekosistem Leuser,” ucap Agung yang selama ini dikenal aktif melakukan pemantauan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh dari citra satelit.[]