BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Gerhana matahari yang melintasi Aceh, Jumat (15/1) mendapat perhatian serius dari warga. Di Banda Aceh, sejumlah warga keluar rumah sejak gerhana terjadi, sekitar pukul 13.40 WIB, melihat fenomena ini secara manual seperti mengintip lewat klise film. “Ini jarang terjadi,” kata M. Nur, seorang warga.
Di sejumlah masjid juga menggelar salat sunat gerhana berjamaah.
Seperti di Masjid Raya Baiturrahman, puluhan jamaah tampak kusyu melaksanakan salat kusuf, dipimpin Ustad Faizal Ardiansyah. Sebelum salat, beberapa jamaah juga terlihat membaca surat yasin.
Usai salat gerhana, Faizal melanjutkan dengan khutbah singkat gerhana di depan jamaah.
Dalam khutbah, Faizal mengatakan, gerhana adalah bukti keagungan Allah. Ia mengajak umat Islam tak memaknai gerhana dengan hal-hal menjurus kepada syirik, seperti memercayai tahayul dan mitos.
Sebagian masyarakat Aceh masih memercayai gerhana adalah matahari sudah ditelan oleh naga atau matahari sakit akibat bertabrakan dengan bulan. Mitos ini diperparah dengan menganjurkan memukul-mukul apa saja agar suara nyaring, sehingga matahari kembali seperti sedia kala.
Memercayai hal ini, kata Faizal, akan menjurus kita kepada syirik. “Gerhana adalah bukti keagungan Tuhan, dan kita dianjurkan untuk bersujud kepada Allah saat gerhana, melaksanakan salat dan mengingat Allah,” katanya.
Ia juga meminta kaum muslim tak mengaitkan gerhana dengan kiamat, yang merupakan rahasia Tuhan.
Gerhana juga menjadi perhatian sejumlah fotografer di Banda Aceh. Seperti di seputar Masjid Baiturrahman, para fotografer mengabadikan fenomena alam langka ini dengan kameranya. []