BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Dua ratusan warga Desa Gugop, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar, memperingati sembilan tahun tsunami, Sabtu (21/9/2013). Sejak tiga tahun lalu, mereka memperingati tsunami dengan penanggalan bulan qamariah (Hijriyah).
Peringatan sembilan tahun tsunami dipusatkan di Aula Pertemuan Desa Gugop. Acara dimulai dengan doa bersama yang dilanjutkan dengan kenduri. Pihak desa mengundang perwakilan dari sejumlah desa tetangga. Malam nanti, peringatan tsunami diisi dengan tausiyah yang akan disampaikan oleh Teungku Mulyadi.
Kepala Desa Gugop Sunardi Ibrahim menyebutkan, pihaknya memperingati hari terjadinya tsunami dengan penanggalan tahun Hijriyah. “Karena kalau kita peringati pada bulan Desember, nanti akan ketemu bulan puasa. Jadi sejak tiga tahun lalu kita memutuskan peringatan ini tiap tanggal 14 Dzulkaidah,” kata Sunardi kepada acehkita.com, Sabtu (21/9/2013).
Selain warga Gugop, kata Sunardi, peringatan sembilan tahun tsunami hari ini juga dihadiri oleh puluhan undangan dari desa yang ada di Pulo Breueh. “Hari ini kita berkumpul untuk mengenang arwah saudara kita yang meninggal pada saat tsunami dan juga sesudah atau sebelum tsunami,” lanjut Sunardi.
Desa Gugop terletak di pinggiran laut. Saat tsunami menerjang pada 26 Desember 2004 lalu, hampir 70 persen warga Gugop meninggal. “Sebelum tsunami Gugop dihuhi hampir 1.000 jiwa. Tapi setelah tsunami hanya tinggal 280 jiwa,” ujar Sunardi.
Menurutnya, sebagian daerah permukiman di Gugop hilang ditelan laut. “Ada dua dusun yang hilang. Itu merupakan dusun terpadat penduduk,” kata dia.
Karenanya, ia berharap, peringatan tsunami yang dilakukan tiap tahun bisa mengingatkan penduduk akan musibah yang pernah menghujam perkampungan mereka. “Biar terus diingat dan menjadi pembelajaran,” tandas Sunardi.