BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Air sungai yang menggenangi sejumlah perkampungan di Nagan Raya sejak kemarin malam berangsur surut pada Selasa sore. Banjir menyisakan masalah berupa minimnya persediaan air bersih. Banjir masih mengancam karena hujan deras masih mengguyur kawasan itu.
Informasi yang dihimpun acehkita.com, sejak sore tadi genangan air mulai surut. Banjir menyisakan genangan lumpur dan sampah. Sejumlah sumur warga, terutama yang berada di dataran rendah, ikut tergenang genangan air. Akibatnya, warga mengaku kesulitan dalam memperoleh air bersih.
“Kami tidak bisa menyuplai air bersih, karena akses ke daerah banjir masih sulit,” kata Ardiansyah, kepala markas Palang Merah Indonesia Nagan Raya, Selasa sore.
Di beberapa desa, seperti di Desa Gunong Sapek, Sarah Mantok, Pasi Luah, semuanya di Kecamatan Tadu Raya, warga mulai terkena penyakir diare. “Warga tidak mau pindah saat kita evakuasi,” kata Ardi.
Hujan deras yang mengguyur Nagan sejak Senin sore menyebabkan air sungai Nagan meluap. Dua kecamatan di sana, Tadu Raya dan Kuala Pesisir, terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. Bahkan di beberapa lokasi, genangan mencapai 1,5 meter.
Data yang dirilis Palang Merah Nagan Raya menyebutkan bahwa sebanyak 5.556 jiwa atau 1.110 kepala keluarga menjadi korban banjir di 13 desa di dua kecamatan tersebut. Banjir juga menyebabkan satu rumah hanyut di Desa Alue Gajah.
Petugas Palang Merah dan Dinas Sosial Nagan telah menyalurkan bantuan tanggap darurat. Dinas Sosial mendirikan dapur umum di Desa Alue Gajah. Sementara warga yang rumahnya masih tergenang, memilih mengungsi ke rumah keluarga atau kampung terdekat yang tak terkena banjir.
Banjir masih mengancam kawasan itu, sebab hujan deras masih mengguyur hingga usai salat Magrib tadi. “Air surut ke arah Desa Alue Siron dan Cot Me. Kalau hujan terus-terusan, kita khawatirkan air sungai Nagan dan Krueng Tadu kembali meluap,” kata Ardi. []