BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Uni Eropa secara resmi tidak mengirimkan tim untuk memantau proses pemilihan kepala daerah yang akan digelar pada 9 April nanti. Pilkada kedua yang digelar pada masa damai ini, dianggap sama saja dengan pilkada di daerah lain di Indonesia.
Hal itu ditegaskan oleh Bernhard May, delegasi Crisis Management Initiative, lembaga di Finlandia yang memfasilitasi perundingan damai antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka, usai bertemu dengan Penjabat Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim di Banda Aceh, Rabu (7/3). Finlandia merupakan anggota Uni Eropa.
May menyebutkan, pemantau dari luar negeri tidak diperlukan lagi karena pilkada Aceh sama saja dengan pesta demokrasi di provinsi lain di Indonesia.
“Buat apa perlu perhatian khusus dari luar. Ini dianggap sudah berjalan seperti biasa,” kata Bernhard May kepada wartawan di kantor gubernur Aceh. “Uni Eropa secara resmi tidak (mengirim pemantau).”
May datang ke Aceh selaku delegasi CMI, lembaga yang dinakhodai bekas Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari. Pada masa damai, CMI dan Ahtisaari aktif memantau perkembangan politik dan perdamaian di provinsi Serambi Mekkah ini. Delegasi Ahtisaari dipimpin oleh Jaakko Oksanen, country director for Aceh peace follow-up. Hadir pula Minna Kukkonen.
Kedatangan delegasi CMI ke Aceh untuk melihat dan mengumpulkan informasi perkembangan terkini proses perdamaian yang telah berusia tujuh tahun lebih. Pilkada 2012 merupakan pilkada kedua yang digelar setelah penandatanganan Perjanjian Damai di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Uni Eropa terlibat aktif dalam memantau proses perdamaian Aceh, termasuk mengirimkan perwakilan dalam Aceh Monitoring Mission. []