Monday, April 29, 2024
spot_img

Undangan Istimewa untuk Herman R.N.

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Undangan itu diterimanya sepuluh hari lalu. Ia senang, juga seakan tak percaya. Pasalnya, secarik kertas berlogo Kompas itu merupakan pengakuan atas eksistensinya di jagat penulisan cerita pendek di Indonesia. Herman R.N., nama pria itu. Ia pegiat seni dan penulis cerita pendek asal Ujung Pasir, Kecamatan Kluet Selatan, Aceh Selatan.

Herman R.N. | Dok. Pribadi
Malam ini (Senin, 27 Juni 2011), Harian Umum Kompas mengundangnya untuk berhadir di Malam Penghargaan Cerpen Kompas 2011. Anugerah yang digelar di Bentara Budaya Jakarta ini merupakan rangkaian peringatan 46 tahun Harian Kompas. Bagi Herman, ini merupakan undangan istimewa. Sebab, di Bentara Budaya malam ini, ia bisa bersua dengan sejumlah cerpenis di Indonesia yang pernah menulis di Kompas.

Herman diundang karena cerita pendeknya terpilih dalam 18 besar cerpen terbaik Kompas, setelah diseleksi dari semua cerpen yang pernah dimuat Kompas Minggu sepanjang 2010. Cerpen lelaki kelahiran 20 April 1983 ini berjudul ‘Tukang Obat Itu Mencuri Hikayatku’.

Sebenarnya, Herman sudah diberitahu Kompas awal bulan ini. Namun ia seakan tak percaya, sampai menerima undangan yang dikirim ke alamatnya di Banda Aceh. “Senang. Saya seakan tak percaya, karena ini merupakan satu-satunya cerpen saya yang dimuat di Kompas,” kata Herman kepada acehkita.com saat dijumpai di sebuah warung kopi di Banda Aceh, Ahad (26/6) malam.

Sembari menyeruput segelas kopi, Herman bercerita, malam anugerah ini akan memilih satu cerpen terbaik 2011. Sebelum pengumuman cerpenis terbaik Kompas, malam anugerah akan diisi sejumlah acara seni. Ada Teater Garasi dari Yogyakarta. Ada pula Dewa Budjana (gitaris Gigi), yang akan berkolaborasi dengan Sudjiwo Tejo dan Soimah Pancawati. Hingga 5 Juli nanti, Kompas juga menggelar pameran ilustrasi cerpen Kompas 2010.

“Pada malam itu, Kompas akan meluncurkan buku kumpulan 18 cerpen pilihan. Sedangkan penghargaan cuma diberikan kepada satu cerpenis terbaik,” kata Herman.

Herman bukanlah sastrawan pertama dari Aceh yang cerpennya terpilih sebagai cerpen pilihan Kompas. Namun enam tahun silam, cerpen berjudul ‘Air Raya’ karya Azhari juga masuk dalam kategori Cerpen Pilihan Kompas 2005. Azhari juga salah satu sastrawan asal Aceh kelahiran Lamjamee Banda Aceh, 5 Oktober 1981 silam.

Tidak hanya terharu karena mendapat undangan spesial dari Harian Kompas, jelang keberangkatan ke Jakarta sana Herman juga telah mendapat undangan spesial dari Maman S. Mahayana, yang terkenal sebagai Kritikus Sastra.

“Hei Man, kau selesai acara malam penghargaan itu harus nginap di rumahku,” Herman mengulangi ucapan Maman via telepon selular setelah mengetahui dirinya mendapat undangan Malam Penghargaan Cerpen Kompas 2011 di Jakarta.

“Kau boleh bebas memilih buku-buku yang kau suka di rumahku untuk kau bawa pulang. Tapi yang penting jangan lupa kau bawa aku bubuk kopi Aceh yang spektakuler itu,” tutur dia.

“Tukang Obat Itu Mencuri Hikayatku” merupakan satu-satunya cerpen Herman yang dimuat Kompas sepanjang tahun 2010. Cerpen ini berkisah tentang seorang pengelana, berprofesi sebagai tukang obat, datang ke sebuah kampung. Saban malam, tukang obat itu datang ke rumah seorang tetua kampung. Tukang obat dan tetua kampung ini larut dalam pelbagai obrolan. Mereka dekat.

Sampai-sampai tetua kampung ini bercerita banyak soal sejarah kampung dan hikayat tua peninggalan kakeknya. Hingga, pada suatu hari, tetua kampung ini jatuh sakit dan tak bisa lagi menceritakan hikayat. Alhasil, karena tak bisa lagi mendengar cerita, pada suatu malam tukang obat ini mencuri hikayat tersebut. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU