Friday, May 3, 2024
spot_img

Uji Nyali di Arena Flying Fox

DEWI harus berulangkali meyakinkan diri untuk bergelayut di seutas tali baja berdiameter 2,88 milimeter. Melihat jarak bentang tali baja sejauh 120 meter, perempuan berusia 25 tahun itu kecut juga. Jantungnya berdegup kencang. Sesekali ia melihat ke bawah, dari ketinggian 15 meter.

Alaidin Ikrami/ACEHKITA.COM
“Takut,” kata Dewi. Ia mencoba menenangkan kakinya yang sedari awal gemetaran. Sejumlah sahabat menguatkan Dewi: memberi semangat, dan memotivasi perempuan itu agar berani bergelantungan terjun ke seberang melalui seutas tali.

Dewi pelan-pelan meraih pegangan. Ia masih ragu untuk terjun ke seberang sana. Tapi, kali ini ia memberanikan diri. Dalam sekejap, tubuhnya bergelantungan di tali baja. Ia berteriak kencang.

“Rasanya plong. Saat melayang saya pasrah, ngeri, takut dan kemudian berani. Semuanya bercampur menjadi satu,” kata Dewi.

Siang itu, Ahad (3/7), untuk pertama kalinya Dewi mencoba flying fox. Cabang permainan outbound di Mata Ie Hillside ini cukup membuat Dewi kelimpungan. Selain harus uji nyali, di flying fox, Dewi juga harus uji ketangkasan.

Bagi Sari, teman Dewi, flying fox menjadi sarana menguji keberanian. Ia acap bergelantungan di flying fox hanya sekadar untuk mengusir rasa takut yang membekapnya. “Tantangan ini juga melatih kemampuan berpikir kita saat berada dalam tekanan,” kata perempuan berusia 27 tahun ini.

Di Mata Ie Hillside, flying fox merupakan salah satu cabang outbound yang dikhususkan untuk mereka yang berani tantangan. Selain flying fox, ada juga high rope dan blind walk. Saban akhir pekan, puluhan pengunjung Mata Ie Hillside menjajal permainan outbound.

“Rata-rata yang memilih outbound ini keluarga atau pengunjung berkelompok,” kata site Manager Mata Ie Hillside Sonni saat dijumpai acehkita.com pekan lalu.

Kesulitan permainan di outbound, kata Sonni, memompa semangat kebersamaan dan kekompakan dari para pemain. “Mereka membangun sikap pantang menyerah dan rasa percaya diri,” kata dia.

Di mata psikolog Nurjannah Nitura, flying fox, high rop, dan blind walk merupakan permainan yang positif untuk mengembangkan psikologi anak dan remaja. “Banyak perusahaan yang menggunakan kegiatan ini untuk pengembangan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient) karyawannya,” kata Nitura.

Itu pula yang dirasakan Dewi usai mencoba flying fox. “Saya mampu mengusir rasa takut dan ketagihan,” ujarnya. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU