Monday, May 6, 2024
spot_img

Tiga Warga Aceh Utara Ditangkap

ACEH UTARA | ACHKITA.COM — Pihak keluarga di Aceh Utara mengklaim polisi telah menangkap tiga anggota keluarga mereka pada Sabtu (10/3) dinihari. Mereka diduga terlibat dalam aksi kekerasan bersenjata di PT Satya Agung Geureudong Pase, Aceh Utara.

Informasi yang dihimpun acehkita.com, tiga warga yang ditangkap itu adalah Jamaluddin alias Dugok (30 tahun, warga Desa Darul Aman, Geurudong Pase), Leman alias Ulee Bara (30 tahun), dan Usria (22 tahun). Keduanya berasal dari Cota Matahe, Kecamatan Syamtalira Bayu.

Kakak ipar Jamaluddin, Nurmalawati, kepada wartawan, Ahad (11/3), mengatakan, adik iparnya dibawa orang bersenjata lengkap yang memakai rompi antipeluru pada pukul 03.00 dinihari.

Nurmalawati bilang para penangkap Dugok adalah polisi. Sebab, salah seorang memakai rompi bertuliskan polisi. “Sebelum mengambil paksa Dugok dalam kamarnya. Polisi menendang pintu kamar, mengobrak-abrik isi kamar,” kata Nurmalawati.

Nurmala sempat bertanya kepada para penangkap tersebut alasan penangkapan adik iparnya. “Kata mereka terkait kasus penembakan di PT Agung (Satya Agung –red.). Benar atau tidak saya tidak tahu. Mereka membawa Dugok sambil meninggalkan nomor HP kapolres,” ujar Nurmala.

Jamaluddin alias Dugok sempat dirawat di Rumah Sakit Cut Meutia Buket Rata, akibat luka yang dialaminya. Nurmala dan keluarganya yang lain mengaku sempat mendatangi rumah sakit. Di sana, ia mendapati sejumlah polisi bersenjata lengkap menjaga tempat perawatan Jamaluddin.

“Lalu, polisi membawa Dugok dengan ambulans polisi. Kami dengar, dia dibawa ke Banda Aceh,” ujar Nurmala.

Masih menurut cerita Nurmala, keluarga Jamaluddin dan keluarga dua rekannya yang lain telah mendatangi Mapolres Lhokseumawe. Nurmala sendiri tak berangkat ke Mapolres. “Saya dengar polisi larang keluarga bertemu mereka,” sebut Nurmala.

Pengakuan serupa juga dikemukakan Rahmi (25 tahun). Rahmi mengaku suaminya, Leman alias Ulee Bara, dijemput sekelompok orang berpakaian antipeluru dengan senjata lengkap di rumahnya, Sabtu (10/3) dinihari.

“Suami saya dibilang terkait penembakan di perkebunan milik PT Satya Agung,” ujar Rahmi.

“Anak saya diambil paksa sekelompok pria bersenjata laras panjang. Di rompinya bertulis polisi,” ujar Ilyas Basyah, ayah dari Usria.

Belum diperoleh konfirmasi dari pihak kepolisian terkait kasus “penangkapan” tiga warga ini. Kepala Polres Lhokseumawe AKBP Kukuh Santoso tak bisa dihubungi melalui telepon selularnya. Begitu pula dengan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Lhokseumawe AKP Galih Indra Giri.

Kepala Bagian Operas Polres Lhokseumawe, AKP Prasetyo, saat dihubungi wartawan mengaku belum menerima laporan soal penangkapan tiga warga itu. “Saya belum menerima laporan,” ujar Prasetyo.

Sementara itu, pantauan acehkita.com, rumah toko milik Jamaluddin dan Leman di Desa Cot Matahe, dijaga ketat aparat kepolisian. Di ruko itu telah dipasangi garis polisi. Toko ini diduga ikut digerebek.

Penembakan di PT Satya Agung, di Geureudong Pase, terjadi pada 4 Desember 2011. Tiga pekerja kebun tewas. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU