Saturday, April 20, 2024
spot_img

Syurga

TAK ada manusia di semesta ini yang menolak masuk surga. Bahkan, selama parkir sementara di dunia fana ini, kita berlomba-lomba mencari jalan ke surga. Kita memburu berbagai hal yang berbau surga, termasuk angin surga.

Angin surga lah yang paling mudah diperoleh. Gampang. Terutama oleh rakyat kecil yang menjadi sasaran empuk para politikus, menjelang pesta pemilihan –apakah pemilihan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga negara. Tak jarang angin surga juga dihembuskan oleh tokoh agama.

Menjelang pilkada, misalnya, angin surga akan sering berhembus, menyusuri labirin rakyat jelata. Jika kami atau saya menang, kampung ini akan kami tata bak kota di negeri kahyangan. Jalan-jalan mengkilap, dihiasi permadani, kerlap-kerlip, bebas banjir, dan masyarakatnya sejahtera.

Alih-alih menepati janjinya, para penebar angin surga kebanyakan lupa diri pernah berjanji. Atau yang lebih parah, mereka tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya setelah mendulang dukungan.

Kita, rakyat jelata, memang korban mereka pemilik angin surga. Kita sudah ditakdirkan hanya menjadi penikmat angin surga, sedangkan kenikmatan surgawi adalah milik mereka.

Tapi, sebagai insan beriman, kita rakyat ini tidak boleh berputus asa. Ibarat kata, banyak jalan menuju Roma, sebenarnya jalan menuju surga pun relatif banyak. Tapi bukan jalan seperti yang dijanjikan sebuah akun tim sukses di media sosial.

Akun yang entah asli atau palsu itu menawarkan jalan supermudah untuk merengkuh surga. “Ingin ke syurga?” tanya akun itu. Ia lantas memberikan cara yaitu dengan bergabung dengan gerbong calon pemimpin itu.

Duh, sungguh betapa mudahnya.

Ada juga yang berburu surga dengan cara anarkistis, jalan yang sejatinya dilarang oleh agama dan Tuhan. Atas nama surga, kadang kita lupa –salah-salah jalan yang kita tuju adalah neraka.

Sepanjang sejarah umat manusia, hanya sedikit orang yang dijamin masuk surga oleh Pemilik surga segala surga. Mereka adalah para nabi dan rasul, sahabat khulafaurrasyidin. Mereka yang sudah dijamin Allah memiliki tempat di surga pun masih tidak berani mengklaim diri ahli surga. Surga adalah hak perogratif Allah. Ia akan memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki.

Untungnya, akun itu ternyata disebut-sebut palsu, tidak bertanggungjawab, penebar fitnah. Tujuannya apalagi kalau bukan black campaign menjelang pemilihan kepala daerah.

Terlepas dari palsu atau tidak akun itu, kadang politik membutakan kita. Nurani kita tertutup dengan kotoran politik yang identik menghalalkan segala cara.

Ini menandakan bahwa kita, para politikus atau tim hore-hore, selalu suka menghembuskan angin surga agar jelata terkesima, tertarik. Kita lupa, sejujurnya, kita sendiri belum tentu akan menikmati surga hakiki, surga ilahi. Salah-salah, jalan yang kita tempuh sebenarnya mengarah ke neraka. Duh! []

@efmg

Fakhrurradzie Gade
Fakhrurradzie Gadehttp://www.efmg.blogspot.com
Reporter acehkita.com. Menekuni isu politik, teknologi, dan sosial. Bisa dihubungi melalui akun @efmg

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU