Thursday, May 2, 2024
spot_img

Sulit Mendapatkan Literatur Aceh

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Untuk mendapatkan literatur Aceh sepertinya bukan hal mudah. Itu setidaknya dirasakan oleh Wildan (58), penulis buku Nasionalisme dan Sastra: Doktrin, Misi dan Teknik Penyampaian Nasionalisme dalam Novel A. Hasjmy.

Buku yang diluncurkan di Auditorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Senin 15 Agustus 2011, itu awalnya merupakan disertasi S3 penulis pada Universitas Kebangsaan Malaysia.

Wildan menamatkan studi S3 pada tahun 2009. Dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP Unsyiah Banda Aceh mengaku disertasinya tentang nasionalisme Ali Hasjmy dirampungkan selama enam tahun.

“Proses menulis lebih kurang 6 tahun, sebenarnya yang lamanya bukan menulis tapi mengumpulkan data-datanya,” ujar Wildan kepada ACEHKITA usai peluncuran dan bedah buku.

Dia menyebutkan dirinya mencari data tentang Ali Hasjmy dan novelnya dimulai dari Aceh hingga Singapura. “Dari Aceh saya ke Medan, ke Jakarta, ke Jogja, ke Kuala Lumpur, dan ke Singapura untuk mencari data-data itu .”

“Setelah terkumpul barulah mulai saya menulis. Proses menulis sekaligus sambil mencari data itu,” sebut dia.

Di mata Wildan, A Hasjmy adalah tokoh fenomenal. Menurutnya sepanjang sejarah yang modern belum ada sastrawan sehebat Ali Hasjmy.

“Sastrawan banyak lahir tapi belum sehebat A Hasjmy. Bayangkan novelnya saja 11, kumpulan puisinya 11, dan cerpennya ada 30-an,” ujar pakar sastra di Unsyiah.

Wildan menambahkan, memang sekarang sedang menjamur novelis tapi belum mampu melahirkan banyak karya. “A Hasjmy tidak menulis lama untuk menghasilkan sejumlah karyanya.”

Dalam buku yang diterbitkan atas kerja sama Penerbit Geuci dan Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy, Wildan mengkaji nasionalisme A Hasjmy berdasarkan tujuh novelnya pada tiga zaman.

Ketujuh novel yang dikaji dalam 256 halaman buku itu yakni Melalui Jalan Raya Dunia, Bermandi Cahaya Rembulan, Suara Azan dan Lonceng Gereja, Nona Pressroom, Elly Gadis NICA, Meurah Djohan: Sultan Aceh Pertama, dan Tanah Merah: Digul Bumi Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU