BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sedikitnya dua ratusan warga Banda Aceh yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Aceh Peduli Mesir menggelar aksi solidaritas dan keprihatinan terhadap ketegangan politik yang menewaskan ratusan warga sipil di Mesir. Di penghujung aksi, pengunjuk rasa melaksanakan salat gaib bagi muslim Mesir yang menjadi korban dalam kudeta berdarah itu. Isak tangis mewarnai salat gaib tersebut.
Aksi solidaritas terhadap korban kekerasan militer di Mesir diakhiri dengan salat gaib, yang dipimpin oleh Teungku Syukri Yusuf, salah seorang jebolan Universitas Al Azhar Kairo.
Mereka menggelar salat gaib di atas badan jalan di depan Masjid Raya Baiturrahman. Tak sedikit di antara pengunjuk rasa yang meneteskan air mata kala salat dan doa terhadap Mesir.
“Kita sudah seharusnya menangis melihat penderitaan saudara-saudara kta di Mesir,” kata Teungku Syukri Yusuf usai salat gaib. “Saat kita dilanda musibah gempa dan tsunami, rakyat Mesir bahu-membahu membantu Aceh, termasuk mahasiswa Aceh yang tengah studi di Kairo.”
Aksi diakhiri dengan membubuhkan tandatangan di atas kain putih sepanjang 50 meter.
Seorang pengunjuk rasa, Faisal A. Kasim, mengajak masyarakat Aceh untuk ikut mendoakan agar konflik politik di Mesir segera berakhir.
“Masyarakat Aceh harus peduli dan prihatin dengan apa yang terjadi terhadap muslim Mesir,” kata Faisal.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, kata Faisal, Indonesia sudah seharusnya ikut andil dalam mengakhiri tindakan sewenang-wenang pemerintahan baru Mesir terhadap pendukung Presiden terguling Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin.
Faisal mempertanyakan sikap diam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap krisis di Mesi. “Presiden harus menarik Duta Besar RI untuk Mesir,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Aliansi Masyarakat Aceh Peduli Mesir Ibnu Sa’dan mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pimpinan dunia internasional untuk segera mengambil tindakan konkret untuk menghentikan kekerasan terhadap rakyat oleh militer Mesir.
“PBB dan dunia internasional harus memberikan sanksi keras terhadap rezim militer dan Pemerintahan Mesir hasil kudeta,” ujar Ibnu Sa’dan. []