BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Sekitar 40 siswa dan guru dari tiga sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana yang digelar oleh Tsunami and Disaster Mitigation Research Centrer (TDMRC) Unsyiah dan PMI Kota Banda Aceh. Pelatihan digelar sebagai upaya mengarusutamaan pengurangan risiko dalam pendidikan bagi warga sekolah.
Ketua Pelaksana Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana, Faisal Ilyas, saat ditemui di sela-sela pelatihan yang dipusatkan di Gedung TDMRC di Ulee Lheu Banda Aceh, menyebutkan, ke-40 peserta pelatihan tersebut terdiri dari SMPN 1 Peukan Bada, SMPN 5 dan SMPN 11 Banda Aceh.
“Kegiatan ini digelar bagi sekolah yang terlibat dalam program peningkatan kesiapsiaagaan siswa sekolah menangan melalui kegiatan intra dan ekstrakurikuler,” ujar dia.
Pelatihan tersebut, sebut Faisal, untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan peserta tentang pertolongan pertama, mengatasi pendarahan, syok, cedera, luka bakar dan pemindahan penderita.
“Ke depan diharapkan guru dan siswa di sekolah memiliki keterampilan tentang praktik pertolongan pertama,” sebutnya.
Menurutnya, penguatan pertolongan pertama menjadi penting dalam rangka memperkuat peran UKS, PMR, Pramuka dan kelompok ekstrakurikuler menuju sekolah siaga bencana di masa mendatang. “Harapan lain mereka dapat menjadi pelatih bagi sesamanya.”
Untuk sementara, kata Faisal, TDMRC sedang membangun jaringan antara sekolah dengan institusi terkait dalam mengurangi risiko bencana.
Lebih lanjut, Ketua Divisi Advokasi Pendidikan dan Pelatihan TDMRC Unsyiah, Mukhlis A Hamid menambahkan, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana (PRB) harus menjadi perhatian bersama. “Khususnya komunitas sekolah yang berada di daerah rawan bencana untuk memperhatikan lebih serius tentang pentingnya pendidikan PRB.”
“Apalagi hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,” sebut Mukhlis. []