LHOKSEUMAWE | ACEHKITA.COM — Setahun sudah warga Myanmar etnis Rohingya ditampung di Aceh. Pada Selasa 10 Mei nanti genap setahun para pengungsi etnis Rohingya menikmati layaknya kehidupan berada di tiga lokasi penampungan, yaitu Aceh Utara, Aceh Timur, dan Kota Langsa.
Selama menempati penampungan di Aceh Utara, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) tetap setia membantu dan membimbing Rohingya, terutama kalangan anak-anak yang butuh perhatian lebih.
Pergerakan ACT sejak terdamparnya Rohingya di Aceh Utara, dimulai dengan merekrut sejumlah relawan lokal untuk memudahkan tim relawan menangani pengungsi yang saat itu dengan kondisi yang sangat memperihatinkan, mulai di penampungan Kuala Cangkoi, hingga ditempatkan di shelter Desa Blang Adoe, Aceh Utara.
Media Relations KNSR/ACT Aceh, Zainal Bakri, kepada acehkita.com mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada seluruh instansi, donatur, masyarakat, serta pemerintah yang telah membantu.
“Kami merasa bangga bisa terlibat selama setahun penuh dalam menangani pengungsi Rohingya, dan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami,” ungkap Zainal.
Keterlibatan ACT dalam menangani pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh telah dimulai sejak tahun 2009, ketika sejumlah etnis Rohingya terdampar di Sabang. Pada tahun 2013, Â ACT bahkan turun langsung ke Myanmar untuk membangun ratusan barak di Kamp Setha Ma Ghi, Sitwee.Â
Untuk diketahui, setahun yang lalu, pada tanggal 10 Mei 2015 ratusan warga pengungsi dari negara Myanmar terdampar di perairan Aceh sebanyak tiga tahap, dimulai dari perairan laut Aceh Utara, dilanjutkan di perairan Kuala Langsa, dan kemudian di perairan Aceh Timur. []
ZM |Â ACEHKITA.COM
