BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Masyarakat di Kabupaten Pidie, Aceh Utara, Bireuen, dan sebagian Banda Aceh harus rela bergelap-gelapan akibat suplai arus interkoneksi dari Sumatera Utara ke Aceh putus total sejak pukul 15.30 WIB. Akibatnya, warga harus melaksanakan salat Tarawih dalam suasana gelap.
Di Banda Aceh, listrik padam sejak pukul 15.25 WIB. Sejumlah warga mengeluh akibat lamanya padam listrik, apalagi di bulan suci Ramadan. Listrik baru menyala di beberapa kawasan di Banda Aceh usai salat Magrib. Di Ulee Kareng, hingga menjelang salat Isya, listrik masih padam.
Pedagang di sepanjang Jalan Teuku Iskandar terpaksa harus menutup tempat usahanya karena tidak ada pasokan arus listrik. Padahal, biasanya tempat usaha mereka buka hingga tengah malam, apalagi menjelang lebaran Idul Fitri.
“Kami tidak bisa jualan, karena tidak ada lampu penerang. Apalagi kami tidak mempunyai genset,” kata seorang pedagang.
Arus lalu lintas juga tampak kacau, seperti terlihat di Simpang Surabaya. Pasalnya, lampu jalan dan trafict light tidak berfungsi.
Di Pidie, Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh Timur, arus listrik juga padam total. “Listrik di tempat kami padam sejak sore tadi,” kata Nanda, warga Pidie, saat dihubungi usai salat Tarawih. “Sampai sekarang masih padam.”
Manajer Teknik PLN Wilayah 1 Aceh Muntazar menyebutkan, listrik padam karena adanya gangguan transmisi antara Pangkalan Brandan dan Binjai (Sumatera Utara).
“Petugas PLN Medan sedang menyisir tower dari Binjai arah ke Brandan dan Langsa ke Brandan,” kata Muntazar kepada acehkita.com, Kamis malam.
Muntazar mengaku belum mengetahui gangguan apa yang menyebabkan suplai arus interkoneksi Sumatera Utara-Aceh terputus. “Saya masih menunggu informasi dari mereka yang masih berada di daerah perbukitan dengan medannya yang lumayan sulit,” kata Muntazar. []