Personel Satgas SAR Pidie dan Kantor SAR Banda Aceh menyusuri Krueng Baro, Garot, mencari Saifanur, remaja asal Desa Puuk, Kecamatan Delima, yang hanyut, Kamis (16/4/2015) sore. Jenazah baru ditemukan pada Sabtu (18/4/2015) pagi di Desa Blang Asan, Sigli. | FOTO: Dok. Satgas SAR Pidie

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Satuan Tugas Search and Rescue (Satgas SAR) Pidie mengalami kekurangan fasilitas dan peralatan kerja. Kondisi ini menghambat proses pencarian dan pertolongan terhadap warga yang mengalami bencana.

Kepala Operasional Satgas SAR Pidie Muhammad Rizal menyebutkan, kekurangan peralatan kerja itu sangat terasa ketika melakukan pencarian terhadap korban hanyut di Garot, kemarin.

Baca: Terseret Arus, Saifanur Ditemukan Tewas

Menurutnya, dalam proses pencarian itu Satgas SAR Pidie terpaksa meminta bantuan dari Kantor SAR Banda Aceh.

“Kami tidak memiliki perahu. Sejak terbentuk pada 2011 lalu, kami hanya memiliki lima pelampung,” kata Rizal kepada acehkita.com, Sabtu (18/4/2015).

Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Pidie, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah, untuk ikut mendukung dan membantu operasional Satgas SAR. “Kalau terjadi bencana, kami kesulitan bergerak karena ketiadaan peralatan yang memadai,” lanjut Rizal.

Peralatan yang paling dibutuhkan, sebut Rizal, berupa perahu karet (lengkap dengan mesin), terutama untuk memberikan pertolongan terhadap mereka yang mengalami banjir atau hanyut/tenggelam.

“BPBD memang memberikan kami perahu, tapi tidak bisa beroperasi karena tidak ada mesinnya,” tambahnya. “Kalau tidak ada logistik, bagaimana kami mau membantu korban bencana.” []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.