Monday, May 6, 2024
spot_img

RESENSI | Dua Tamu dari Aceh

Oleh HUSAINI
Alumni Dayah Jeumala Amal

Judul Buku : Menyusuri Remang-Remang Jakarta
Penulis : Yuyu AN. Krisna
Penerbit : Sinar Harapan, Jakarta
Cetakan Pertama : 1979
Tebal : 144 halaman

Hikayat kehidupan malam di Kota Jakarta makin ramai saja. Dari ‘bisnis’ yang terselubung hingga terang-terangan, dari kelas rendahan sampai tingkat tinggi, dari bayaran Rp 2.000,- hingga sejuta.

Dalam bingkai dunia pelacarun di tengah Ibukota Indonesia inilah buku ini ditulis. Buku yang ditulis wartawati Sinar Harapan, Yuyu AN. Krisna, ini bukan sebuah fiksi layaknya buku The Jakarta Undercover. Namun buku ini merupakan sebuah reportase dari hasil menyusuri liku-liku kehidupan malam Jakarta.

Sebelum membaca, saya menduga bahwa yang terjun dan terlibat serta yang menikmati praktek prostitusi ini hanya orang-orang Jakarta dan sekitarnya saja. Karena buku ini hanya menyusuri keremang-remangan kehidupan Kota Jakarta saja.

Di luar dugaan saya. Ternyata setelah membaca halaman demi halaman buku kecil yang saya beli di toko buku bekas yang baru dibuka di Kota Banda Aceh ini, saya sedikit terkejut dan heran penuh tanya tepatnya di halaman 44. Kenapa tidak? Rupanya ada dua pria ‘hidung belang’ dari Kota Serambi Mekkah ini lho yang ikut menikmati indahnya kehidupan malam Kota Jakarta.

“Ny. T menceritakan pengalamannya melayani dua tamu dari Aceh,” potongan sebuah paragraf pada halaman 44.

Patut kita pertanyakan, kenapa ada tamu dari Aceh dalam dunia gemerlapan Kota Jakarta. Barangkali hanya dua orang saja yang ketahuan. Sedangkan banyak lainnnya tidak ketahuan kedok nafsu birahinya itu. “Semoga tidak ketahuan,” begitulah kira-kira harapan orang-orang yang terlibat.

Seiring ketahuan dua tamu itu, patut juga kita pertanyakan ketika ada sebuah iklan nightparty bersama artis ‘hot’ di satu hotel kota Medan yang dipasang di salah satu koran di Aceh ‘Negeri Syariat Islam’ ini beberapa waktu lalu. Pasti ada maksud terselubung di balik iklan tersebut.

Saya juga masih ingat dengan sebutan ‘Kutaraja Party’ yang diadakan di Kota Medan belum lama ini. Pesta ini khusus bagi mereka yang berasal dari Aceh tanpa dipungut biaya masuk hanya dengan cara menunjukkan Kartu Tanda Pengenal (KTP) asal Aceh.

Miris dan memilukan sekali bagi orang Aceh rasanya membaca buku kecil ini. Namun apa hendak dikata. Perilaku seks ini lumrah adanya meskipun di tengah kota beriman sekalipun. Sekilas sudah dibahas oleh sebuah majalah di Aceh yang kini telah tiada tentang sisi gemerlap Kota Banda Aceh dengan cover depannya; Aceh Undercover. Hanya saja karena kita belum terlibat langsung untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

Akhirnya dapat dikatakan bahwa seks sudah menjadi komoditi yang berharga di zaman sekarang ini. Begitulah kira-kira yang tergambar dalam buku ini. Karena umumnya alasan keterlibatan dan keterjerumusan pihak dalam ‘bisnis’ seks terungkap sudah bahwa demi kehidupan yang layak buat menghidupi keluarganya. []

BIODATA PENULIS
Alumni Dayah Jeumala Amal, Lueng Putu, Pidie Jaya

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU