Wednesday, May 1, 2024
spot_img

Rambu Evakuasi Tsunami Cot Lamkuweuh Salah Arah

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Rambu jalur evakuasi yang dipasang pemerintah di beberapa titik di Desa Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, banyak yang salah arah. Rambu itu dipasang sekitar setahun pascatsunami menerjang Aceh.

Maimun/ACEHKITA.COM
Pantauan acehkita.com di Desa Cot Lamkuweuh, banyak tanda jalur evakuasi yang dipasang di beberapa titik itu mengarah ke arah jalan buntu, payau, dan arah laut. Selain itu, warna pada papan penunjuk evakuasi yang dipasang itu sudah memudar sehingga tidak lagi terlihat jelas.

Komando Desa Cot Lamkuweuh, Misbahuddin, mengatakan di desa itu terdapat delapan hingga sepuluh rambu jalur evakuasi yang rata-rata salah arah. Sehingga, banyak warga yang kesal akibat rambu-rambu itu.

“Sebagian sudah dibuang warga karena saat gempa 11 April lalu banyak warga lari ke arah jalan buntu,” kata Misbahuddin saat ditemui di Cot Kuweuh, Senin (24/12/2012).

Menurutnya, jalur evakuasi yang dipasang sejak satu tahun pascatsunami itu tidak efektif sehingga dapat membahayakan. “Rambu itu dipasang satu tahun oleh permerintah. Namun, setelah dipasang tidak pernah dirawat. Warnanya pun sudah pudar,” jelasnya.

Pada saat gempa 8,9 skala richter mengguncang Aceh pada 11 April 2012 lalu, menurutnya, banyak warga Banda Aceh yang lari ke arah berbahaya karena mengikuti arah rambu-rambu yang telah dipasang.

“Kami mau buat rambu baru karena rambu-rambu yang sudah ada banyak yang tidak mengarah ke escape building,” jelasnya.

Untuk mencegah terjadinya hal yang sama, pemuda gampong itu membuat rambu-rambu baru dan rencananya akan dipasang pada Selasa (25/12/2012) besok. Selain membuat rambu baru, pemuda itu juga membuat peta dan membentuk pemuda pelopor.siaga bencana yang berjumlah 20 orang.

Rambu-rambu yang akan dibuat masyarakat secara swadaya itu akan mengarah ke gedung escape building Lambung yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari desa itu.

“Masyarakat akan bikin rambu ulang dan peta sekaligus membuat warning sistem sendiri dengan pentungan,” ungkapnya.

Jumlah penduduk Desa Cot Lamkuweuh sebelum diterjang tsunami, jelas Misbahuddin, berjumlah sekitar 3000 orang. Namun yang selamat saat tsunami hanya sekitar pukul 300 orang.

“Sekarang jumlah penduduk sekitar 300 KK,” ujarnya.

Pada saat peringati tsunami 26 Desember mendatang, pemuda itu berencana akan melaksanakan simulasi tsunami yang diikuti 20 pemuda pelopor siaga bencana agar mereka tanggap saat tsunami menerjang Aceh.

Pemuda pelopor siaga bencana itu berperan sebagai tim yang mengomando warga lari ke escape building, tim komunikasi, tim pengungsi, tim PPAG, dan tim pengungsian.

“Tujuannya adalah agar mereka tahu tugas mereka saat terjadi gempa dan tsunami. Ini pembagian tugas kepada 20 pemuda pelopor siaga bencana itu,” pungkasnya. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU