BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kepolisian Daerah Aceh menyebutkan bahwa Nurdin alias Din Minimi diduga kuat merupakan aktor utama pelaku penembakan terhadap dua anggota intel Kodim Aceh Utara di Kecamatan Nisam Antara, Maret lalu.

Klaim ini didasarkan dari keterangan yang diperoleh polisi dari pengakuan dua anak buah Din Minimi yang berhasil dibekuk polisi, Faisal Rani alias Komeng dan Amiruddin alias Si Pong.

“Menurut Komeng, eksekutor utama terhadap dua anggota intel adalah Din Minimi,” kata Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Aceh Kombes Nurfallah kepada wartawan di Mapolda Aceh, Sabtu (11/7/2015) siang.

Keterangan senada diberikan Amiruddin alias Si Pong. Menurut juru masak kelompok bersenjata Din Minimi itu, ia menyaksikan saat kedua intel tersebut dihabisi dengan menggunakan pistol korban.

“Setelah itu diberondong dengan senjata kami,” kata Pong kepada wartawan. “Eksekusi dilakukan sore hari. Saya tidak tahu kenapa mereka ditembak.”

Kedua intel Kodim Aceh Utara, Serda Indra Irawan dan Sertu Hendrianto, ditemukan penuh luka tembak di sekujur tubuhnya di semak-semak pedalaman Kecamatan Nisam Antara. Amirudin menyebutkan, korban dieksekusi dari jarak dekat.

Sebelum ditembak hingga mati, kedua intel tersebut mengalami penganiayaan oleh kelompok Din Minimi.

Din Minimi membantah tudingan polisi bahwa ia terlibat dalam penembakan anggota TNI. “Saya tidak ada urusan dengan TNI karena yang kami lawan adalah Pemerintah Aceh untuk memperjuangkan keadilan seperti disebutkan dalam perjanjian damai dengan Pemerintah Indonesia,” kata Din Minimi kepada acehkita.com, 16 April lalu.

Pascapembunuhan itu, TNI dan polisi mengepung Nisam Antara. Namun, Din Minimi dan kelompoknya berhasil melarikan diri. Bahkan, dua anak buah Din Minimi berhasil menyusup ke Banda Aceh. Din Minimi sendiri sempat melarikan diri ke kawasan Pidie dan terlibat kontak tembak di kawasan Grong Grong dan Tangse.

Kombes Nurfallah menyebutkan, polisi akan terus mengejar Din Minimi. Saat ini polisi menurunkan sekitar satu kompi pasukan gabungan untuk terus menguber kelompok yang diperkirakan memiliki kekuatan 23 orang dengan lima pucuk senjata api.

“Sebaiknya mereka menyerahkan diri. Kami akan menerima dengan tangan terbuka dan memperlakukan mereka dengan baik,” sebut Nurfallah. []

ATTAYA ALAZKIA | FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.