BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan aktivis sipil berunjukrasa ke Mapolda Aceh, Jumat (20/11) pagi. Mereka mendesak Polda Aceh mengusut tuntas kasus teror terhadap warga asing yang terjadi selama ini.
Massa dari Masyarakat Sipil Aceh dan Gerakan Kita ini mengatakan, aksi teror itu kian meresahkan warga lokal dan internasional, serta bisa mengganggu perdamaian di Aceh.
“Kami tidak akan diam sebelum kasus ini terungkap dengan tuntas,” kata Shadia Marhaban, seorang orator dari Masyarakat Sipil Aceh.
Sepanjang November ini, setidaknya terjadi dua kali teror menimpa warga asing, yakni Enhard Bauer, Kepala Palang Merah Jerman di Aceh dan penembakan rumah Uni Eropa di Keutapang, Banda Aceh.
Uni Eropa, kata dia, adalah lembaga yang sangat konsen memantau perdamaian Aceh. “Kekerasan terhadap pekerja internasional adalah symbol adanya teror terhadap perdamaian,” ujar Shadia.
Ia meminta komunitas internasional tidak surut dan terus memantau perdamaian di Aceh. “Kita akan memperkuat barisan untuk terus mendukung perdamaian,” kata dia.
Asiah Uzia, orator lain mengatakan, pekerja kemanusian internasional bekerja dilindungi Undang-Undang PBB dan sesuai dengan Hak Asasi Manusia. “Mereka harus dilindungi,” katanya.
Mereka, lanjut Asiah, mendukung penuh upaya kepolisian mengungkap kasus ini.
Aksi ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam aksi, massa membawa sejumlah poster dan berorasi di luar pagar, karena petugas tak mengizinkan mereka masuk.
Baru sekitar sejam aksi berlangsung, beberapa perwakilan massa baru diizinkan masuk menjumpai perwakilan Polda. Mereka bubar setelah melakukan teatrikal peusijuek Polda secara seremonial, untuk memberi semangat kepada Kepolisian agar berhasil mengungkap kasus teror di Aceh. []