BANDA ACEH|ACEHKITA.COM – Ratusan warga kota berkumpul di halaman kantor Balaikota Banda Aceh untuk memperingati earth hour, sejam tanpa nyala listrik, Sabtu (31/3) malam. Sejumlah lokasi earth hour di Banda Aceh yaitu Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, dan jembatan Pante Pirak. Pemko memadamkan sebanyak 2.000 lampu.
Pantauan acehkita.com, usai salat Isya warga terlihat memadati halaman Balaikota yang terletak berdekatan dengan Taman Sari. Warga terlihat sangat antusias mengikuti jalannya acara. Tepat pukul 21.00 WIB, lampu di Balaikota dipadamkan selama satu jam yang merupakan puncak dari earth hour. Pada saat lampu dimatikan, terlihat ratusan warga menyalakan lilin sebagai bentuk kampanye menyelamatkan bumi dari pemanasan global.
Koordinator Earth Hour Aceh Chik Rini mengatakan aksi pemadaman lampu satu jam yang dilakukan serentak di seluruh dunia ini sebagai bentuk dukungan aksi menghemat energi yang dilakukan pada pukul 21.00. Aksi sukarela ini dilakukan di ikon kota masing-masing penyelenggara.
“Aksi ini sebenarnya dilakukan pada pukul 20.30 sampai 21.30 tetapi kita lakukan pada pukul 21.00 yaitu setelah salat Isya. Aksi ini adalah mati lampu selama satu jam ini merupakan aksi sukarela dari lapisan masyarakat di rumah masing-masing,” kata Chik Rini kepada acehkita.com
Rini menambahkan, peringatan earth hour di Banda Aceh tahun ini dilaksanakan di empat landmark kota, yaitu Balaikota, Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, dan Jembatan Pante Pirak. Pemerintah Kota Banda Aceh juga memadamkan lampu di 57 gedung perkantoran dan 2.000 lampu.
“Di tempat keramaian tidak dipadamkan, dan kalau dipadamkan itu suka rela dari orang tersebut,” tambah Rini.
Ia juga berharap agar kampanye earth hour ini menjadi gaya hidup masyarakat kota untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan menghemat energi.
Peringatan earth hour juga diikuti dengan pembacaan puisi, pementasan musik dari Koda, teater, dan ceramah agama yang disampaikan Teungku Abdurrahman KW. “Di dalam agama juga diajarkan bahwa manusia harus menjaga kungkungan demi untuk manusia itu sendiri,” kata Tgk Abdurrahman.
Arti 60+
Koordinator Pelaksana Earth Hour Aceh Bayu Ajiwibowo mengungkapkan makna logo earth hour, 60+. Logo ini bermakna ”60 sebagai 60 menit dan tanda + mempunyai arti setelah 60 menit kita tetap hidup ramah lingkungan dan itu dijadikan gaya hidup sehingga momen earth hour ini tida berhenti pada tanggal 31 Maret saja,” kata Bayu. []