Saturday, April 20, 2024
spot_img

Pendidikan Pidie Telah Bangkit

Masyarakat Kabupaten Pidie patut berbangga, pendidikan yang lama stagnan, kini telah bangkit. Indek Integritas Ujian Nasional (IIUN) Pidie sudah di atas rata-rata indek nasional. Berbagai penghargaan pun telah diraih. Pendidikan di Pidie terus digenjot untuk lebih maju.

Pusat Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melansir, tahun 2016 IIUN Pidie jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Neraca pendidikan IIUN untuk SMP rata-rata nasional 72,4, dan Aceh 66,4, Sementara Pidie 78,6 lebih unggul dari rata-rata provinsi Aceh dan nasional.

Kemudian untuk UN SMA IPA secara nasional 62,6, Aceh 59,9, sementara Pidie unggul hingga 71,3. Begitu juga UN SMA IPS rata-rata nasional 63,8, Aceh 61,4 dan Pidie mampu melewatinya hingga 75,6. Di tingkat IIUN SMK Pidie juga lebih unggul, secara nasional rata-rata 70.9, Aceh 70,0, sementara Pidie sampai 73,5.

Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin menjelaskan itu merupakan bukti bahwa Pidie menerapkan ujian berbasis kejujuran. “Ini akan menjadi tolok ukur daya serap anak-anak Pidie dan menjadi bahan perbaikan konsep pengembangan pendidikan di Pidie,” jelas Murthalamuddin.

Dinas Pendidikan Pidie pada Jumat, 13 Januari 2017 menerima penghargaan dari USAID Prioritas. Penghargaan yang ditandatangani Direktur Program USAID prioritas, Stuars Weston tersebut diserahkan Koordinator USAID Prioritas Aceh, Ridwan Ibrahim dan diterima oleh Kadis Pendidikan Pidie, Murthalamuddin.

Saat penyerahan penghargaan tersebut, Ridwan Ibrahim menjelaskan, penghargaan diberikan atas antusiasme guru di Pidie dalam mengikuti program pembelajaran aktif, kretaif, egektif dan menyenangkan (PAKEM). Dalam tahun 2016 lebih 3.500 guru di Pidie telah mengikuti program diseminasi tersebut. para guru di Pidie membiayai sendiri pelatihan tersebut secara mandiri, USAID Prioritas hanya membiayai fasilitator saja.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia juga memberikan penghargaan kepada SMP Negeri Unggul Sigli sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional 2016. Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, MUhadjir Effendi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, 13 Desember 2016.

Sebelumnya pada 29 November 2016 Dinas Pendidikan Pidie juga berhasil meraih penghargaan School and Madrasah Acreditation Award (SaMA) 2016 dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M)

Murthalamuddin mengungkapkan, SaMA Award 2016 diberikan karena Pemerintah Pidie dinilai komit dan aktif dalam mendukung akreditasi sekolah dan madrasah di Pidie. Tahun 2016 di Aceh SaMA Award hanya diraih dua kabupaten yakni Pidie dan Aceh Selatan. “Bahkan secara nasional DKI Jakarta tidak mendapatkannya,” ungkap Murthalamuddin.

SaMA Award untuk Pidie diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi dan diterima oleh Plt Bupati Pidie, Dr MUnawar A jalil, Selasa malam, 29 November 2016 di Hotel Aston Imperial, Bekasi, Jawa Barat.

Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah, Dr Abdul Mu’ti menjelaskan, penghargaan itu diberikan setelah dilakukan seleksi ketat di seluruh Indonesia. Hasilnya hanya 8 kabupaten/kota di Indonesia yang mendapatkannya, salah satunya Kabupaten Pidie.

Kabupaten Pidie melalui Dinas Pendidikan juga berhasil meraih penghargaan Kawastara Pawitra dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, Sabtu, 15 Oktober 2016 lalu.

Penghargaan itu diberikan karena Pemerintah Pidie dinilai memiliki komitmen tinggi dalam menyelenggarakan Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PPCKS) baik dengan APBK maupun dana masyarakat. PPCKS merupakan program pemerintah di bawah Kemendikbud yang diimplementasikan di seluruh Indonesia.

Selain itu, Kabupaten Pidie juga berhasil meraih juara umum pada perlombaan dan pameran Hari Aksara Internasional (HAI) se-Aceh ke-51 yang digelar di Sigli pada 17-20 November 2016 lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin menjelaskan secara keseluruhan Pidie mampu mengumpulkan nilai tertinggi dan berhak menjadi juara umum. Predikat juara umum tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi insan pendidikan dan masyarakat Pidie.

“Penghargaan dan predikat sebagai juara umum ini merupakan suatu kebanggaan, tapi masih banyak hal yang harus kita lakukan untuk mengembangkan pendidikan di Pidie, butuh kerja sama semua pihak dan dukungan masyarakat untuk memajukan sektor pendidikan,” ujar Murthalamuddin.

Bukan hanya itu, pada Maret 2016 tiga sekolah menengah di Kabupaten Pidie juga brhasil meraih penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sebagai sekolah dengan Indek Integritas Ujian Nasional dan capaian nilai Ujian Nasional tertinggi tahun 2015.

Ketiga sekolah tersebut adalah SMA Negeri 1 Mutiara dengan indek integritas UN 82,06 dan nilai UN 77,29, SMK Al Fitri dengan indeks integritas UN 82,28 dan nilai UN 73,86, kemudian SMK Negeri 1 Sigli dengan indek integritas 81,25 dan nilai UN 68,12.

Sumbang 1.000 Alquran dan 2.000 Kursi
Selain meraih berbagai penghargaan, insan pendidikan di Pidie juga sangat peka terhadap sesama. Pada Kamis, 26 Januari 2017, insan pendidikan di Pidie di bawah koordinasi Dinas Pendidikan menyumbangkan 1.000 musat Alquran dan 212 juz Amma untuk membantu pendidikan di Pidie Jaya pasca dilanda gempa 7 Desember 2016 lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin menjelaskan, bantuan tersebut merupakan sumbangan iklas dari segenap insan pendidikan di Pidie, mulai dari murid, siswa, guru, dan pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Pidie.

Bantuan tersebut diserahkan Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabdi Dikdas) Dinas Pendidikan Pidie, Ruslan dan diterima Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saifullah, Kamis, 26 Januari 2017 di Posko Dinas Pendidikan Pidie Jaya di Meureudu.

Sebelumnya pada Selasa, 3 Januari 2017, Dinas Pendidikan Pidie juga membantu 2.000 kursi untuk pelajar dan korban gempa Pidie Jaya. Bantuan kursi itu dihimpun dari sumbangan pelajar, kepala sekolah, dan pegawai negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Pidie. Bantuan tersebut diharapkan bisa menutupi kekurangan kursi bagi sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa 6,5 SR pada 7 Desember 2016 lalu. [ADV]

======

Mengembangkan Kurikulum Berbasis Syariah

Dinas Pendidikan Pidie terus melakukan pengebangan kurikulum berbasis syariah. Setelah program satu hari satu ayat sukses berjalan, kini Teungku-teungku dari dayah juga dilibatkan dalam pengembangan silabus dan mengajar tentang ibadah, fiqih dan ahklak.

Kurikulum berbasis syariah sudah dijalankan di sekolah-sekolah di Pidie sejak bulan Juli 2016, namun peresmiannya baru dilakukan oleh Bupati Sarjani Abdullah pada Jumat, 2 September 2016, betepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke-57. Peresmian dilakukan di halaman Kantor Bupati Pidie.

Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin menjelaskan, penerapan kurikulum ini dilakukan sore hari pada jam tambahan, seminggu dua atau tiga kali, diatur oleh sekolah masing-masing. Saat diresmikan, program tersebut sudah dijalankan di 7 Sekolah Menengah Atas (SMA), 7 Sekolah Menanga Pertama (SMP), dan di 19 Sekolah Dasar (SD).

“Kurikulum berbasis syariah dengan melibatkan guru-guru dayah ini, dilakukan dan diterapkan untuk mensinergikan pendidikan umum dan pendidikan agama di sekolah-sekolah,” jelas Murthalamuddin.

Penunjukan guru dayah untuk mengajar di sekolah dilakukan melalui musyawarah antara sekolah, komite sekolah, dan dayah. Hal itu dilakukan agar para pihak sepakat tanpa adanya kepentingan pribadi.

Guru-guru sekolah juga diberi kesempatan untuk mengajar santri di dayah tentan pengetahuan umum. “Artinya ini ada pertukaran pengajar antara sekolah dengan dayah. Silabusnya disusun dengan melibatkan kedua pihak dari dayah dan sekolah,” lanjut Murthalamuddin.

Sebelumnya Dinas Pendidikan Pidie juga sudah menerapkan program “Satu Hari Satu Ayat” di sekolah-sekolah. Program ini sudah berjalan sejak 2014. Tujuannya, untuk mengimplementasikan gerakan cinta Alquran di kalangan pelajar.

Untuk mengevaluasi keberhasilan program tersebut, Dinas Pendidikan Pidie melakukan perlombaan One Day One Ayat pada 26 Mei 2016 lalu di lapangan Keunire, Kecamatan Pidie.

Ada lima cabang yang diperlombakan untuk smeua jenjang pendidikan, yakni: tahfizd, imtaq, menerjemahkan Alquran, kaligrafi, serta cerdas-cermat. Lomba yang berlangsung selama 3 hari itu diikuti 1,210 pelajar, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Para pemenang diberikan hadiah tropi dan uang. [ADV]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU