BIREUEN | ACEHKITA.COM – Bau menyengat yang berasal dari limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT Syaukath Sejahtera yang berlokasi di tiga desa dalam Kecamatan Gandapura, Bireuen, harus dievaluasi terhadap analisis dampak lingkungan (Amdal).
Hal itu dikemukakan Ketua PB HAM Aceh Utara Zulfikar Muhammad kepada situs ini, Ahad (27/5/2012). Menurut Zulfikar, jika perusahaan tidak segera berupaya untuk mencegah bau busuk yang menyengat dan tercium hingga radius lima kilometer dari pabrik tersebut, maka perusahaan tersebut telah melalaikan kewajibannya.
“Untuk itu Pemkab Bireuen perlu membentuk sebuah tim khusus yang di dalamnya ada para ahli dari Badan Pengendali Dampak Lingkungan (Bapedal) agar warga sekitar pabrik tidak terganggu dengan bau menyengat yang dihasilkan limbah PKS itu,” kata Zulfikar.
Menurut Zulfikar, pihaknya pada Sabtu (26/5) telah turun ke lokasi pabrik untuk melihat proses pengolahan limbah di PKS dimaksud, namun sayangnya pihak PKS tidak mengizinkan pihaknya masuk ke dalam areal pabrik. “Sepertinya ada yang ditutupi-tutupi oleh pihak menajemen perusahaan, sehingga kami dilarang masuk,” ujarnya.
Ditambahkan Zulfikar, pihak perusahaan mesti menempuh prosedur pengelolaan limbah yang ramah lingkungan dan tidak berdampak buruk terhadap kesehatan warga sekitar pabrik, dan limbah yang dihasilkan tidak merusak lingkungan sekitar pabrik.
Hal senada juga disampaikan warga sekitar lingkungan pabrik yang tidak sanggup lagi setiap hari mencium bau busuk. “Kami yang berada satu kilometer dari areal pabrik. Juga mencium bau busuk setiap hari. Ini sangat tidak sehat bagi warga, terlebih lagi bagi pasien yang berobat di Puskesmas,” ujar dr Darmawanti, Kepala Puskesmas Gandapura kepada acehkita.com.
Sementara, tim Pemkab Bireuen pada Jumat (25/5) telah turun ke lokasi pabrik untuk melakukan pembicaraan dengan menajemen perusahaan. Pihak perusahaan kepada tim berjanji dalam waktu dekat akan mendatangkan peralatan pencegah bau. []