BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Ketua Panwaslu Aceh Nyak Arief Fadhillah Syah menyatakan bahwa intimidasi terhadap masyarakat untuk memilih kandidat tertentu terjadi di hampir seluruh wilayah.
“Bentuk intimidasi yang dilakukan antara mengancam saksi kandidat lain, berdiri dekat kotak suara untuk memastikan warga memilih calon Partai Aceh,” katanya, Selasa siang.
Menurut dia, di kabupaten-kabupaten yang rawan banyak intimidasi dilakukan oleh pendukung calon tertentu supaya warga memilih kandidat gubernur yang diusung mereka.
“Kami belum dapat menyimpulkan kalau aksi intimidasi dan ancaman itu terjadi secara massif karena kami masih merekap semua data dari relawan dan Panwas dari daerah,” kata Nyak Arief.
Ditambahkan secara umum pelaksanaan Pilkada Aceh berlangsung dalam suasana aman dan tertib kendati ada beberapa kasus pelanggaran seperi memulai penghitungan sebelum pukul 14:00 Wib.
“Apa yang terjadi pada hari pencoblosan di luar prediksi banyak pihak dan jika melihat kondisi Aceh tindakan seperti itu masih bisa dikategorikan sebagai sesuatu yang wajar, karena intimidasi juga dilakukan oleh pendukung kandidat lain meskipun tidak terlalu banyak kasusnya,” kata Nyak Arief.
Dia menyebutkan bahwa pihaknya menerima laporan dari hampir semua daerah tentang pelanggaran baik dilakukan pendukung calon maupun penyelenggara Pilkada.
“Ada beberapa petugas TPS yang mencoblos tiga kali seperti terjadi di Kabupaten Pidie,” katanya.
Di beberapa tempat, termasuk ibukota Banda Aceh, ada petugas TPS yang tak memberi Form C1 sehingga dapat dikategorikan sebagai kesalahan prosedur oleh penyelenggara, tambahnya.[]