BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Aceh mengalami deflasi sebesar 0,12 persen selama Maret 2010, karena terjadi penurunan harga pada hampir semua jenis barang dan jasa, lapor Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh.
Deflasi diperoleh setelah dihitung Harga Indek Konsumen (IHK) di dua kota besar di Aceh, Banda Aceh dan Lhokseumawe. “Di Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,16 persen dan di Lhokseumawe juga terjadi deflasi sebesar 0,08 persen,” , kata Kepala BPS Aceh Syech Suhaemi di Banda Aceh, Kamis (1/4).
Maret lalu, IHK di Banda Aceh turun 19 persen dari 119,29 pada Februari 2009. Lhokseumawe juga turun 9 persen dari besaran IHK bulan lalu, 119,81. Secara agregat, IHK Aceh juga turun 119,01 pada Februari 2010 menjadi 118,87.
Suhaemi mengatakan, secara umum deflasi di Banda Aceh diakibatkan oleh penurunan pada hampir di semua kelompok barang. Komoditas yang memberi andil tertinggi, di antaranya cabe merah, jeruk, beras.
Sementara yang mengalami kenaikan harga di antaranya kontrak rumah, jeruk nipis, tongkol dan lainnya.
Laju inflasi di Aceh Maret lalu sebesar 0,19 persen. Banda aceh sebesar 0,44 persen dan Lhokseumawe 0,09 persen. Inflasi year on year (Maret 2009-Maret 2010), Aceh sebesar 4 persen, Banda Aceh 3,60 persen dan Lhokseumawe 4,44 persen.
Deflasi di Aceh sebesar 0,12 persen berada di atas nasional yakni 0,14 persen.
Maret lalu dari 66 kota dipantau IHK di Indonesia, 19 kota di antaranya mengalami inflasi, selebihnya deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singkwang, Kalimantan Barat sebesar 1,70 persen, terendah di Kendari, Sulawesi Barat, 0,01. Deflasi tertinggi dialami Sibolga, Sumatera Utara sebesar 0,96, teredah di Jambi, 0,05 persen.
Di Sumatera, dari 16 kota dihitung IHK, tercatat hanya Batam yang inflasi, yakni 0,25 persen. Kota lainnya semua mengalami deflasi.[]