BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kemenangan Qory Sandioriva sebagai Puteri Indonesia 2009 menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat Aceh. Sejumlah kalangan –mulai dari mahasiswa, ulama, hingga kalangan pemerintahan– menyatakan ketidaksenangannya terhadap keikutsertaan Qory mewakili Aceh dalam kontes kecantikan se-Indonesia itu. Gara-gara, Qory tidak mengenakan jilbab.
Setelah sebelumnya kecaman terhadap Qory dilakukan melalui media, sejumlah mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar-Raniry, malah melancarkan aksi turun ke jalan. Mereka meminta agar Pemerintah Aceh mencabut rekomendasi terhadap Puteri Indonesia itu. Sebelumnya, Qory mengaku sudah mengantongi izin dan rekomendasi dari Pemerintah Aceh untuk ikut serta dalam ajang ini.
Dalam aksi di kantor gubernur Aceh, Kamis (15/10), pengunjukrasa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Aceh menilai bahwa Qory tidak layak mewakili Aceh yang menerapkan syariat Islam. Penampilan Qory yang tak berjilbab dinilai tidak mencerminkan budaya dan adat masyarakat Aceh yang islami.
“Kami meminta gubernur segera mencabut rekomendasi kepada Qory dan mengeluarkan pernyataan resmi kepeda penyelengara dan media mengenai pembatalan Qory mewakili Aceh,” kata Faisal, kordinator aksi.
Ia menilai Qory yang ibunya berasal dari Aceh Tengah telah mempermalukan Aceh.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Mirzan Fuadi yang menemui mahasiswa mengatakan, Pemerintah Aceh memang mengeluarkan surat rekomendasi keikutsertaan Qory dalam ajang Puteri Indonesia. Namun pemerintah mewanti-wanti agar Qory dapat menjaga kebudayaan dan syariat Islam di Aceh. []