BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Anti-Suap(GeMAS) berunjuk rasa di depan kantor DPRA, Banda Aceh, Jumat (4/5). Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah agar mengusut kasus pelelangan proyek Container Terminal (CT-3).
Koordinator Aksi Suhendri mengatakan pelelangan pengadaan paket pekerjaan konstruksi BPKS di bagian pelelangan umum unit layanan pengadaan (ULP) di bawah pengelolaan Satuan Kerja Pemerintah Aceh(SKPA) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya tahun 2012 yang sedang dilaksanaan, harus dihentikan jika proses pelelangan tidak dibuka secara terbuka, jujur, transparan, dan akuntabel.
“Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga imege dan wibawa pemerintah Aceh terpilih,” kata Suhendri dalam aksinya.
Suhendri mengungkapkan pelelangan paket pekerjaan yang sedang ditender diketahui berlangsung tidak sehat dan fair. Hal ini didasarkan pada upaya terselubung yang dilakukan baik oleh pihak BPKS maupun BMCK dalam menentukan perusahaan mana saja yang dapat mengikuti proyek.
Ia menambahkan saat ini proyek yang sedang ditender dengan paket Rp135 miliar ditengarai sudah mulai diarahkan untuk memenangkan perusahaan tertentu, terutama relasi dari perusahaan yang sebelumnya pernah mengerjakan proyek tersebut yang terbukti gagal membangun proyek yang dimaksud.
“Ada 17 perusahaan yang ikut dalam tender ini, dan satu orang ada yang lima perusahaan,” tambah Suhendri.
Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda yang menemui para pengunjuk rasa mengatakan mereka meminta kepada Kepolisian Daerah dan Kejaksaan Tinggi Aceh untuk mengusut tuntas kasus pengadaan pembangunan CT-3.
Ia juga berjanji akan mengawasi kasus ini hingga tuntas. ”Dalam minggu ini akan saya beri tahu kepada kalian (mahasiswa), hasil keputusan dari kepolisian dan Kejaksaan Tinggi Aceh,” kata Sulaiman di depan para pengunjuk rasa. []