BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Lima orang mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK) berunjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah di kawasan Jeulingke, Banda Aceh, Senin (13/2). Mereka menuntut Polda Aceh meningkatkan keamanan di Aceh.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIB mendapat perhatian pengguna jalan. Mereka membawa spanduk yang bertuliskan “Keamanan Harga Mati”. Mereka juga mengecat wajah.
Namun aksi yang berlangsung selama satu jam itu tidak mendapat jawaban dari pihak Polda. Tidak ada pejabat kepolisian yang menemui mereka. Bahkan, aksi di depan pintu gerbang itu tanpa pengamanan dari aparat kepolisian. Sejumlah polisi hanya melihat-lihat saja dari pos pengamanan yang berada di dekat pintu gerbang.
Koordinator Aksi Dedy Zulwansyah mengatakan, meningkatnya pelbagai tindakan kekerasan bersenjata dalam tiga bulan terakhir di Aceh sangat berdampak pada kehidupan masyarakat. Kenyamanan warga terusik dengan gangguan keamanan tersebut.
Dedi menambahkan, Polda juga dinilai tidak mampu melakukan pencegahan dan penyelesaian kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Aceh selama ini.
“Jika kasus-kasus kekerasan bersenjata terus berlanjut yang disebabkan oleh suhu politik di Aceh semakin meninggi, warga sipil yang menjadi korbannya,” kata Dedy.
Dedy juga menilai Polda Aceh sebagai institusi yang mempunyai tanggung jawab dalam menangani masalah kekerasan bersenjata di Aceh yang terjadi selama ini sudah seharusnya lebih berani dan meningkatkan perannya untuk lebih terbuka dan bijaksana dalam mengusut kasus.
“Suasana politik Aceh yang mulai memanas juga harus dipastikan oleh Polda Aceh untuk dapat meningkatkan peran polisi dalam menjaga keamanan di Aceh dengan serius” ujar Dedy.
Mereka juga menuntut Polda Aceh harus berani mengusut motif dan pelaku kekerasan bersenjata di Aceh. Polda Aceh juga harus menjamin keamanan dan kenyamanan warga dari kondisi politik yang memanas.
“Polda Aceh harus netral dalam menangani pengamanan kondisi politik di Aceh ke depan,” harap Dedy. []