BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Petugas Wilayatul Hisbah (Polisi Syariat/WH) memboyong seorang perempuan ke kantor mereka akibat tidak mengenakan jilbab. Namun ia protes karena petugas WH sempat menyita telepon genggamnya tanpa alasan yang jelas.
Perempuan yang tidak kami sebutkan namanya itu pada mulanya terjebak razia busana yang digelar WH di Jalan Teuku Umar Seutui Banda Aceh, Kamis (21/2/2013). Ia mengenakan jaket dan celana olahraga hitam. Namun ia tidak mengenakan penutup kepala.
Karena tidak berjilbab ini, petugas WH langsung membawa perempuan ini ke sebuah truk yang kemudian diboyong ke markas WH Provinsi Aceh untuk mendapatkan pembinaan. Namun, saat itulah petugas ikut menyita telepon genggamnya.
“Saya keberatan HP saya ditahan,” kata perempuan itu kepada wartawan.
Namun setelah “curhat” kepada wartawan, Kepala Seksi Penegakan Pelanggaran Satpol PP dan WH Aceh Samsuddin, mengembalikan telepon genggam milik perempuan tersebut.
Samsuddin beralasan penahanan telepon genggam itu untuk diperiksa isi telepon genggam.
“Kita ambil HP-nya untuk kita lihat apakah ada film-film yang tidak layak dan agar ia tidak menghubungi keluarga lebih dulu,” kata Samsuddin kepada wartawan.
Perempuan yang tidak mengenakan jilbab ini tidak ditahan, hanya dibina (berupa ceramah) di kantor WH. “Nanti dia kita minta meneken pernyataan tidak mengulangi lagi dan kita telepon orangtuanya,” ujar Samsuddin.
Razia busana tersebut dilakukan untuk melaksanakan Qanun No 11/2002 tentang Akidah, Ibadah, dan Syiar Islam. Aceh telah memberlakukan syariat Islam sejak 2000 lalu, dengan fokus pada masalah busana, syiar Islam, aqidah, khalwat (mesum), judi, dan minuman keras. []