BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan kemungkinan terjadinya tsunami setelah Aceh diguncang gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter, Rabu dinihari. Menurut BMKG, kondisi Aceh normal setelah gempa, sehingga warga tidak perlu panik.
“Untuk seluruh warga wilayah yang dinyatakan tsunami tadi sudah bisa pulang, sudah aman!” kata Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Syahnan kepada acehkita.com, Rabu.
Pascagempa, ratusan warga yang bermukim di daerah dekat laut memilih melarikan diri ke daerah yang lebih tinggi. Pantauan acehkita.com, warga mengarah ke Simpang Surabaya, Lambaro, Mata Ie, Keutapang, Peuniti, dan juga berkerumun di Jembatan Peunayong dan Pante Pirak.
Di Ulee Lheue, warga juga bertahan di luar rumah dan pinggir jalan. Sejumlah lainnya memantau pergerakan air laut. Perairan laut Ulee Lheue terbilang aman. Air laut tenang.
Di Lampaseh dan Deah Geuleumpang, sejumlah warga juga memilih bertahan di luar rumah.
Menjelang subuh, pada pukul 04.00 WIB, puluhan warga yang masih bertahan di atas Jembatan Pante Pirak, mulai kembali ke rumah masing-masing, setelah BMKG mencabut peringatan dini tsunami.
Gempa 7,3 –sesuai data USGS– menyebabkan kepanikan di sebagian masyarakat. “Saya takut, karena melihat orang-orang dari Ulee Lheue menuju ke arah kota,” kata Fera, warga Punge. Ia memboyong dua anaknya menggunakan sepeda motor matic.
Setelah “berlari” ke Peuniti yang berjarak satu kilometer dari rumahnya, Fera kemudian memberanikan diri untuk kembali ke rumah. []