BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Di tengah kesibukan mengamankan jalannya tahapan kampanye terbuka pemilihan umum, Kepolisian Daerah Aceh menangkap seorang pelaku kekerasan menjelang pemilu. Polisi berjanji akan mengungkap satu per satu kasus kekerasan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini.
Menjelang pemilihan umum, kekerasan di Aceh meningkat. Lembaga Bantuan Hukum Banda Aceh mencatat 21 kasus kekerasan terjadi dalam setahun terakhir ini. Kekerasan itu berupaya pembakaran, pengrusakan atribut partai, penembakan, hingga penganiayaan yang berakibat pada kematian kader partai.
Kasus-kasus yang masih menjadi pekerjaan rumah polisi di antaranya penembakan posko calon legislatif Partai Nasdem, penggranatan kantor Partai Aceh, dan pemberondongan hingga tewas caleg Partai Nasional Aceh. Kasus teranyar adalah penembakan posko PNA Aceh Barat Daya, pembakaran posko Partai Aceh di Langsa, dan penculikan caleg Partai Nasdem di Langsa.
Menurut Kepala Kepolisian Daerah Aceh Brigadir Jenderal Husein Hamidi, di antara kasus tersebut polisi telah mengungkap kasus penganiayaan hingga tewas Ketua PNA Kecamatan Kuta Makmur Juwaini. Seorang pelaku, Zulkifli alias BD, ditangkap tanpa perlawanan di kawasan Ulee Lheue, Banda Aceh, Ahad pagi.
“Kita akan berusaha untuk mengungkap satu per satu (kasus kekerasan itu),” kata Kapolda Husein Hamidi di Banda Aceh, Ahad (16/4/2014) sore.
Untuk mengungkap kasus pemberondongan yang menyebabkan Faisal (caleg PNA Aceh Selatan) hingga tewas, Kapolda bilang, polisi telah memeriksa sedikitnya 30 orang saksi, yang terdiri atas keluarga dan kolega korban, serta warga di sekitar lokasi kejadian.
“Kita tengah mengumpulkan barang bukti sebanyak mungkin,” ujar Husein.
Polisi juga mengklaim kini tengah berupaya menuntaskan kasus penembakan posko caleg Partai Nasdem di Aceh Utara, penggranatan kantor PA Lueng Bata, hingga kasus teranyar yaitu penembakan kantor PNA Aceh Barat Daya dan penculikan caleg Nasdem di Langsa.
“Yang penculikan caleg Nasdem di Langsa, polisi masih melakukan pendalaman. Korban memberikan keterangan yang berbeda-beda. (Karenanya) kita perlu dalami lagi, mencari saksi-saksi untuk memperjelas kasus tersebut,” tambah Kapolda. []