BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh mendesak penyelenggara pemilihan umum untuk mencoret partai dan calon anggota legislatif yang terbukti mengintimidasi dan meneror. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pemilu yang adil dan netral.
Desakan itu disampaikan KAMMI saat berunjukrasa di depan kantor Komisi Independen Pemilihan Aceh di Banda Aceh, Selasa, 11 Maret 2014. Dalam aksi itu, aktivis KAMMI juga menyampaikan tuntutan mereka melalui aksi teatrikal. Aksi teatrikal itu menggambarkan seorang calon legislatif yang mengalami teror. Melapor ke pemerintah, aparat keamanan, dan penyelenggara pemilu, tak digubris. Malah, sang caleg diminta untuk melapor saja ke pimpinan partai.
Martunus, koordinator aksi KAMMI, menyatakan, aksi kekerasan, teror dan intimidasi menjelang pemilu di Aceh meningkat. Untuk itu, KAMMI mendesak KIP untuk memberikan penalti bagi partai yang kadernya melakukan tindak kekerasan dan melanggar aturan pemilu. Mereka menilai elite politik, petugas keamanan, dan pemerintah cuci tangan atas pelbagai kasus kekerasan dan intimidasi di Aceh. Namun sayangnya, KAMMI tak menyebutkan data dan pelaku kekerasan di Aceh.
“Kami meminta agar KIP Aceh memberikan sanksi kepada para pelaku intimidasi dan pelanggaran Pemilu secara tegas dan tidak tebang pilih,” ujar Martunus.
KAMMI juga meminta agar penyelenggara pemilu, aparat keamanan, dan pemerintah untuk bersikap netral, tidak memihak salah satu kontestan pemilu.
Ketua KIP Aceh Ridwan Hadi yang menjumpai pendemo berjanji bahwa lembaganya akan netral. Namun, ia mengaku KIP tidak bisa sembarangan mencoret kontestan pemilu tanpa ada prosedur dan dasar hukum yang jelas. Karenanya, Ridwan meminta agar setiap kasus kekerasan dan intimidasi dilaporkan ke polisi.
“Kami berupaya agar Pemilu di Aceh berlangsung aman dan tidak ada intimidasi,” sebut Ridwan. [Ghaisan]