BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Gempa berkekuatan 6,0 pada skala Richter menyebabkan kerusakan di Kecamatan Mane dan Geumpang, Pidie, Selasa (22/1/2013). Gempa yang berpusat di dekat Banda Aceh itu malah menimbulkan kerusakan besar di dua kecamatan di pedalaman Pidie tersebut. Lalu apa penyebabnya?
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Aceh, Faizal Adriansyah, menyebutkan, dua gempa yang terjadi pada Subuh tersebut sebenarnya terjadi di daratan, bukan di sekitar laut Banda Aceh. Data dari United States Geological Survey (USGS) lebih cenderung mengindikasikan pusat kedua gempa itu berada di Kabupaten Pidie.
“Itu gempa darat yang terjadi diduga dari pergeseran Patahan Sumatera pada segmen di Kabupaten Pidie,” kata Faizal Adriansyah menjawab acehkita.com, Selasa.
Akibatnya, kata Faizal, kerusakan besar terjadi saat gempa tersebut. “Jarak gempa dengan pemukiman penduduk relatif dekat dan kedalamannya tergolong dangkal, sehingga rambat gelombang gempa dari perut bumi mencapai permukaan sangat cepat,” sebutnya.
Menurut Faizal, gelombang gempa terdiri dari gelombang primer/gelombang kompresi longitudinal yang memiliki kecepatan 7-14 kilometer per detik dengan periode 5-7 detik. Gelombang kedua adalah gelombang sekunder/gelombang transversal.
“Gelombang ini datang beriringan menggoyang ke kanan dan ke kiri dan ke atas ke bawah persis seperti orang mencabut paku, apabila semakin lama getarannya tentu sangat membahayakan bangunan yang ada di atasnya,” sebut ahli geologi itu.
Ia mengimbau masyarakat tidak panik jika terjadinya gempa, “Selalu siaga dan dekatkan diri pada Allah,” imbaunya. []