Friday, March 29, 2024
spot_img

Gajah Liar Kembali Hancurkan Kebun Warga Keumala

KEUMALA | ACEHKITA.COM — Belasan gajah liar kembali memasuki perkebunan warga di kawasan Glee Barat, Gampong Jijiem, Kecamatan Keumala, Pidie. Binatang bertubuh besar itu sudah menduduki perkebunan sejak tiga hari terakhir. Bahkan, mulai merambah persawahan. Akibatnya, tanaman milik warga hancur, seperti kelapa, pinang, pisang, kakao dan padi.

Sofyan, 65 tahun, warga Gampong Jijiem, mengaku melihat tiga ekor gajah Selasa (13/09/2016) siang saat hendak pergi ke kebun. Gajah itu berada persis di jalan dekat kebun miliknya, sehingga ia memilih pulang.

“Saya lihat satu gajah kecil, dua gajah besar. Untung tidak diganggu,” ujar Sofyan, Selasa malam.

Malam kemarin, gajah mulai memasuki persawahan yang hanya terpaut satu kilometer dari perkampungan warga, yaitu Gampong Pulo Baro. Padi yang beberapa hari ke depan memasuki masa panen milik Bang Din, dan Sayed Yunus telah dimakan oleh gajah.

“Gajah hanya memakan bulir padinya saja, sedangkan pokok padi tidak. Jadi, jika dilihat dari jauh kelihatannya masih bagus, seperti sebelum dimakan gajah,” lanjut Sofyan.

Menurut Sofyan, warga sekarang sudah tidak nyaman lagi berkebun. Pasalnya tanaman yang baru ditanam dirusak gajah.

“Bagaimana kita berkebun, hari ini kita tanam, kemudian sebulan ke depan telah dirusak oleh gajah, padahal belum memasuki masa panen. Gajah hampir tiap bulan turun masuk ke perkebunan,” keluhnya.

Saat acehkita.com bertanya mengapa warga tidak menanam tanaman yang kurang disukai gajah seperti yang disarankan pihak Dinas Kehutanan, Sofyan mengaku kewalahan, karena selain masa panen yang lama, ketiadaan bibit juga menjadi kendala.

“Tanaman yang telah dirusak saja belum tentu kami bisa tanam kembali. Kami di sini bukan petani kaya. Butuh modal untuk menanam ulang. Apalagi untuk tanaman yang mungkin bibitnya saja tidak ada di sini,” jelas Sofyan.

Sofyan dan sejumlah pemilik kebun korban amukan gajah liar berharap ada bantuan dari pemerintah. Mereka tidak berharap lebih, berupa bibit tanaman yang mungkin tidak disukai gajah saja sudah lebih dari cukup.

“Sehingga kami bisa berkebun, dan gajah tidak mengganggu karena tanamannya kurang disukai. Kalau tidak, kebun di sini tidak produktif lagi. Perekonomian pasti tersendat. Hasil kebun sumber pendapatan utama kami,” pungkasnya.

Seperti diketahui, gajah liar pertama kali turun ke perkebunan warga di Glee Barat, Keumala, sejak enam bulan lalu, kemudian turun lagi kurang lebih sekali dalam tiap bulan berikutnya.

Pengusiran gajah yang melibatkan pihak Rangers, Dinas Kehutanan dan warga menggunakan mercon tidak lagi mempan. Karena, siangnya gajah diusir, pada malam hari kembali lagi ke perkebunan. []

HABIL RAZALI

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU