BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Klub Diskusi KutuBuku kembali menggelar diskusi rutin bulanan pada Sabtu (10/9) di halaman samping Masjid Jamik Kampus Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Pada diskusi kali ketiga ini yang akan didiskusikan secara bersama adalah buku “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer.
“Bumi Manusia”, seri pertama dari kuartet Buru yang ditulis Pram saat menjadi tahanan di Pulau Buru adalah salah satu karya klasik miliknya yang paling dikenal.
“Asik dinikmati sebagai karya sastra maupun sebagai sumber kajian kebudayaan dan kolonialisme,” sebut Mifta Sugesty dari Klub Diskusi KutuBuku.
Menurut dia, buku tersebut penuh dengan pembelajaran sederhana tentang manusia yang seharusnya kita pahami demi kelestarian kemanusiaan namun diabaikan seiring dengan sibuknya kita terhadap kepentingan kelompok masing-masing.
“Jangan sampai ketika kita mengutuk Amerika, ternyata diri kita sendiri sesungguhnya juga sedang mengintimidasi orang lain yang memiliki perbedaan dengan kita dan menjadi minoritas,” ujar dia. “Lalu, apa bedanya,” tanya Mifta.
Menurut dia, Pram adalah seseorang yang kerap meneriakkan antipenjajahan bahkan hingga akhir hidupnya dan termasuk salah satu yang sangat keras kepala dalam menyuarakan kesetaraan.
Bagi Pram, sambung Mifta, identitas-identitas yang dibawa manusia sejak lahir maupun seiring mereka dewasa seharusnya tidak malah menjadi teror bagi manusia itu sendiri, menciptakan perang, menjadi alasan untuk berlomba yang satu berusaha mengungguli yang lain.
Anda ingin mengetahui lebih lanjut soal kandungan buku tersebut? Yuk bergabung dalam diskusi yang akan digelar pada Sabtu (10/9) sore, tepatnya usai salat Asar. Karena secara terbuka Klub Diskusi KutuBuku mengundang Anda khususnya mahasiswa untuk hadir dalam diskusi buku “Bumi Manusia” karya Pram tersebut. []