BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Laju penyebaran virus corona di Aceh dari transimisi lokal dan komunitas sudah sangat tinggi, tercatat 1.000 kasus baru hanya dalam 9 hari saja.
Berikut fakta-faktanya:
Rasio Lacak & Isolasi (RLI) 0,6: RENDAH
Setiap 1 kasus terkonfirmasi, tidak sampai 1 orang (0,6) yang terlacak menjadi Suspek (dulu disebut ODP). Standar WHO: pelacakan(tracing) 10-30 orang per 1 kasus positif.
Recovery Index (RI) 60%: RENDAH
Dari seluruh kasus terkonfirmasi positif, hanya 60% yang sembuh. Sisanya masih dalam perawatan atau isolasi mandiri atau sudah meninggal. Standar WHO: RI > 73.9%.
Case Fatality Rate (3,9%): TINGGI
Tingkat kematian hampir 4%, artinya untuk setiap 100 kasus terkonfirmasi positif, rata-rata 4 orang meninggal dunia.Standar WHO: CFR < 3%.
Rekomendasi Pengendalian
1. Membentuk Tim Khusus Relawan Pelacak Kontak dan Pendamping Isolasi Mandiri
Meningkatkan Rasio Lacak dan Isolasi (RLI) adalah kunci awal untuk mengidentifikasi dan menangani semua kluster penyebaran Covid-19. Karena kasus yang semakin tinggi, sangat berat bila pelacakan hanya dibebankan pada Satgas, Dinkes, RS dan Puskesmas yang punya banyak prioritas tugas. Maka perlu relawan yang fokus melakukan pelacakan ini sekaligus sebagai pendamping isolasi mandiri, untuk setiap hari menghubungi via telepon.
Dengan jumlah 1.869 kasus aktif saat ini dan jika target 10 tracing per 1 kasus, maka ada 18.690 orang yang harus dihubungi. Sehingga estimasi butuh sekitar 1.000 relawan untuk implementasi realistis menghubungi 18-20 orang. Pembekalan untuk informasi tata laksana yang seragam sangat penting untuk dikoordinasikan dengan baik.
2. Meningkatkan Tes Swab PCR Gratis
Selain untuk konfirmasi pada orang-orang yang menunjukkan gejala Covid-19, perlu tes gratis untuk semua daftar kontak erat hasil tracing, meskipun tidak bergejala. Idealnya bukan menunggu inisiatif orang datang tes, tapi memang langsung ditawarkan oleh perwakilan pemerintah, misalnya melalui relawan pelacak tadi. Lebih ideal lagi bila juga dilakukan tes acak (random test) di fasilitas publik secara berkala, untuk menemukan kasus orang tanpa gejala yang sudah tersebar.
3. Menjaga Kepercayan Masyarakat
Polemik ketidakpercayaan banyak masyarakat Aceh pada Covid-19 dan data perkembangannya bisa merusak semua upaya pencegahan penyebaran virus. Jika benar “8 dari 10 orang Aceh tidak percaya Corona” (kumparan.com 30/7/2020), maka masyarakat akan terus abai untuk tetap di rumah saja atau bepergian dengan protokol 3M.
Sosialisasi dan razia masker perlu diiringi dengan komunikasi aktif dan transparan dengan pendekatan humanis, untuk menjelaskan setiap hoax dan isu yang meresahkan warga. Dapat dilakukan melalui website dan channel pemerintah, media lokal, grup-grup Whatsapp, influencer social media, juga di pengajian dan ceramah serta kegiatan warga di gampong.
[Tim ISSED.ID]