Radzie/ACEHKITA.COM

LHOKSUKON | ACEHKITA.COM — Imigran etnis Rohingya dan Belanda mengaku disiksa agen (tekong) kapal saat dalam perjalanan menuju Malaysia. Selain itu, mereka diperlakukan tidak manusiawi.

Mohamad Sharif, 16 tahun, mengaku berkali-kali dipukul oleh kapten kapal yang mengangkut mereka dari Rakhine ke Malaysia. “Saya dipukul dan ditendang,” kata Sharif saat ditemui acehkita.com di penampungan sementara GOR Lhoksukon, Aceh Utara, Selasa (12/5/2015).

Akibatnya, Sharif mengalami luka di bagian kaki kirinya. Saat bertemu acehkita.com, Sharif berjalan pincang. Ia harus dipapah seorang rekannya. “Kaki saya sakit,” ujar etnis Rohingya yang tinggal di kamp pengungsian UNHCR di Arakan tersebut. “Kaki saya dipukuli kapten kapal.”

Tak hanya itu, perjalanan penuh siksa tersebut membuat fungsi pencernaannya terganggu. Hal ini dikarenakan Sharif tidak memperoleh asupan makanan normal ketika dua bulan berada di atas kapal.

“Saya tidak makan apa-apa selama tujuh hari itu,” sebutnya. “Makanya, pencernaan saya terganggu. Kalau saya makan, makanannya langsung keluar.”

Selama berada di atas geladak kapal, Sharif duduk berhimpitan dengan ratusan penumpang lainnya. Jangankan untuk tidur, “selonjor kaki saja tidak bisa,” lanjutnya.

Abdul Mootin, 42 tahun, berada satu kapal dengan Sharif. Warga Bangladesh ini berencana menuju Malaysia untuk mencari kerja. Ia mengaku juga dipukuli para petugas dan agen kapal.

Kepada wartawan yang menemuinya di penampungan GOR Lhoksukon, Mootin memperlihatkan luka bekas sabetan kayu di punggungnya. Tak hanya dengan kayu, para penumpang kapal juga dipukul dengan popor senapan. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.