Sunday, May 5, 2024
spot_img

Dalam Kalam dan Kerupuk

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Fatmiwati berlagak orator saat menggenggam microphone. “Saya minta waktu lebih, 25 menit ya. Saya kepedean, ada kamera,” harapnya, disambut tawa juru rawat. “Masuk rumah sakit jiwa dibayar, jadi jangan dimarahi ya!” pintanya, Senin (13/7).

Utusan balai Angrek itu, hanya membaca surah Al Fatihah. Selebihnya, hanya bicara. Padahal, lomba yang diikutinya; baca ayat-ayat pendek. Jelas, panitia tak menyebut namanya sebagai jawara.

Fa’ala yaf’ilu, if’iil lataf’iil, wazaka maf ‘uluun…” Sharif, 60 tahun, membaca tasrif. Saking bersemangat menunjukkan kebolehan, ia ditegur panitia, “Neu baca Al Fatihah manteng (baca Al Fatihah saja),” jelas perawat sambil terbahak.

Di penghujung kesempatannya, pasien itu menantang panitia. “Peu lom, kheun doa manoe junub lom (Apa lagi, baca doa mandi junub)?” tepuk tangan mengantarnya kembali duduk di lantai.

Rumah Sakit Jiwa Aceh, tak biasa. Kerupuk bergantungan. Pasien duduk berjajar di lantai, tak di kamar. Sejumlah perawat, larut dalam tawa. Sebagian pengunjung, sibuk merekam peristiwa dengan kamera.

Sejak Jumat lalu, dalam rangka ulang tahun ke-58, pihak pengelola rumah sakit jiwa satu-satunya di Aceh ini menggelar aneka lomba. Sedikitnya, 182 pasien turut serta. Dua orang pasien mewakili setiap balai.

Pagi tadi, hanya lomba ayat-ayat pendek dan makan kerupuk. Angin berhembus kencang, menyulitkan peserta lomba khas perayaan ulang tahun Indonesia ini. Tak hanya tingkah curang pasien yang mengundang tawa, tapi juga sikap ngambek.

Salah seorang pasien yang murka ulah angin, justru menarik kerupuk dari tali rapia. Lantas melahap sambil berlalu meninggalkan arena. Lomba-lomba ini, diyakini para perawat terapi ampuh menyembuhkan pasien.

“Tujuannya refreshing juga menumbuhkan semangat juang pasien,” jelas Azizurrahman, Ketua Panitia. Selain itu juga mengembalikan semangat religius dan mengelola emosi.

Hari ini, pasien tak hanya gembira aneka lomba. Warga Thionghoa, membagikan 360 pakaian. Para alumni SMU Methodist, Banda Aceh itu bukan sponsor lomba. Menurut Heri, sumbangan sosial sudah menjadi agenda tahunan komunitasnya.

“Tahun lalu sumbang kelengkapan mandi untuk narapidana, kali ini pakaian untuk pasien RSJ,” jelasnya.

Hanya Melati dan Seurune, tak dibalut gembira. Dua balai ini tak mengirim delegasi untuk melahap kerupuk atau sekadar membaca kalam. 40 warga balai itu, dalam pengawasan intensif juru rawat.

“Itu balai akut, pasiennya masih dalam kondisi bingung,” jelas Azizurrahman. “Berkemungkinan melarikan diri!” []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU